TEMPO.CO, Jakarta -Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk Gatot Suwondo berharap deposan bersedia menerima bunga deposito yang lebih rendah sehingga biaya dana akan lebih murah. Harapan itu disampaikan menyusul turunnya kembali suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) dari 6 persen menjadi 5,75 persen (0,25 basis point).
"Semoga para deposan bersedia menerima bunga deposito yang lebih rendah sehingga biaya dana akan lebih murah," ujar Gatot melalui pesan singkat kepada Tempo, Kamis, 9 Februari 2012.
Setelah memangkas suku bunga sebesar 25 dan 50 basis point pada Oktober dan November 2011, Bank Indonesia kembali memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis point dari 6 persen menjadi 5,75 persen. Keputusan itu diambil dalam Rapat Dewan Gubernur hari ini. Tingkat suku bunga acuan ini merupakan yang terendah sepanjang sejarah. Pemangkasan tersebut diharapkan dapat mendorong pertumbuhan kredit dan memacu pertumbuhan ekonomi.
Gatot melanjutkan, pada kuartal IV 2011, saat Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan 75 basis point, kredit bank BNI tetap tumbuh. Namun, ia tak enggan menjelaskan secara rinci datanya. "Tunggu sampai kami publikasikan," ujarnya.
Menurut catatan bank sentral, intermediasi perbankan terus membaik. Hingga akhir Desember 2011, pertumbuhan kredit mencapai 24,5 persen, kredit investasi tumbuh 33,2 persen, kredit modal kerja tumbuh 21,4 persen, dan kredit konsumsi tumbuh 24,1 persen.
MARTHA THERTINA