Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Boediono: Riset Penting bagi Dunia Pertanian

image-gnews
TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Boediono menekankan pentingnya research and development (penelitian dan pengembangan) berbagai sektor komoditas untuk peningkatan produktivitas yang berkesinambungan. "Secara umum, asal-muasal potensi peningkatan produktivitas adalah R&D (research and development). Ini berlaku di sektor pertanian, manufaktur, dan jasa," kata Boediono dalam kata sambutannya di acara Raker Nasional Pembangunan Pertanian 2012 di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu, 11 Januari 2012.

Namun anggaran penelitian dan pengembangan di Indonesia merupakan yang terendah di ASEAN, baik anggaran dari pemerintah maupun swasta. Padahal penerapannya memiliki relevansi dengan upaya peningkatan produktivitas komoditas apa pun. Penelitian dan pengembangan juga harus bisa diterjemahkan di lapangan, bukan sekadar penemuan di laboratorium. "Dengan anggaran yang terbatas itu, kalau tidak dimanfaatkan dengan efektif, maka akan semakin tidak capai sasaran," kata Boediono.

Ke depan, pemerintah harus memikirkan kembali bagaimana meningkatkan anggaran untuk R&D dan juga meningkatkan kemampuan kapasitas penggunaan anggaran secara efektif. Yang harus dipikirkan juga adalah menampung salah satu sasaran jangka menengah, yakni mendorong peningkatan produktivitas yang berkesinambungan dari tahun ke tahun.

Boediono menambahkan, R&D harus memiliki dampak nyata di lapangan. Selain itu harus ditutup dengan kebijakan pendukung yang baik, seperti kebijakan kelembagaan, infrastruktur yang mendukung, dan anggaran yang sesuai.

"Ini semua harus ada untuk terjemahkan hasil R&D dari laboratorium sampai diadopsi petani. Jika telah diadopsi maka akan muncul hasil statistik pertanian makro yang meningkat," ujarnya.

Boediono meminta Kementerian Pertanian mampu menyerap anggaran dengan baik dan maksimal. Penyerapan tidak hanya berdasarkan kecepatan, tapi juga harus tepat sasaran. "Jangan sampai penyerapan anggaran menumpuk di masa akhir tahun anggaran," katanya. Menurut Boediono, R&D seyogyanya harus mampu berdampak terhadap ekonomi, kehidupan sosial, dan kesejahteraan masyarakat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara itu, Kepala Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian Haryono mengakui anggaran yang diberikan masih kecil. Meski tiap tahun anggaran untuk Litbang pertanian meningkat, masih tetap tergolong kecil. Tahun 2009, anggaran Litbang sekitar Rp 800 miliar, naik pada 2010 menjadi Rp 1 triliun, dan tahun ini sebesar Rp 1,43 triliun.

"Tahun ini R&D kami fokus pada pengembangan varietas unggul untuk komoditas pangan, perkebunan, dan hortikultura. Juga fokus pada inovasi teknologi pendukung peningkatan produktivitas," ujarnya dalam acara yang sama.

Anggaran terbatas itu, lanjutnya, sudah termasuk untuk penggunaan pengembangan sumber daya manusia, kualitas varietas yang dihasilkan, dan operasionalisasi penelitian. "Saat ini kami sudah ada varietas benih padi yang adaptif, yaitu Inpara, Inpago, dan Inpari 13, meski persentase penggunaannya masih kecil," ujarnya.

ROSALINA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

6 jam lalu

Sejumlah buruh tani menanam benih padi. TEMPO/Budi Purwanto
Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.


Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

2 hari lalu

Seorang pekerja mengangkut pupuk urea bersubsidi dari Gudang Lini III Pupuk Kujang di Pasir Hayam, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. (ISTIMEWA)
Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.


Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

2 hari lalu

Seorang pembeli memilih buah Manggis yang dijajakan masyarakat di jalan nasional menuju Banda Aceh, di kawasan Meureudu, Kec. Simpang Tiga, Kab. Pidie, Aceh. Selasa (10/7). ANTARA/Rahmad
Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.


Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

13 hari lalu

Warga melihat kondisi bangunan yang terseret banjir lahar dingin di Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Sabtu, 6 April 2024. Data Nagari Bukik Batabuah menyebutkan  banjir lahar dingin  yang terjadi pada Jumat (5/4) itu menerjang 17 unit mobil dan sejumlah motor dan 40 rumah, tiga di antaranya rusak berat, serta areal pesawahan dan memutus sementara jalan alternatif mudik Pekanbaru - Padang.   ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.


Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

25 hari lalu

Pemandangan sawah teras siring di Jatipurno Wonogiri. Maps.Google/Novi Ardianto
Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.


Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

27 hari lalu

Presiden RI Jokowi (tengah mimbar) didampingi Menteri Pertanian, Bupati Sigi dan Gubernur Sulawesi Tengah meresmikan rehabilitasi dan rekonstruksi Bendung D.I Gumbasa dengan membunyikan sirene secara bersama-sama. (ANTARA/Moh Salam)
Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.


Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

28 hari lalu

Petani memanen padi di Padangan, Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis 7 Maret 2024. Sekitar 20 hektare lahan pertanian di kawasan itu terdampak banjir akibat tanggul waduk jebol. ANTARA FOTO/Muhammad Mada
Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.


Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

36 hari lalu

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

Kukar merupakan daerah lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Timur


Dedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara

39 hari lalu

Dedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara

Program pengairan dan alsintan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Kukar.


Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

49 hari lalu

Para pekerja membongkar muat ikan di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Selasa, 23 Januari 2024. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan nilai ekspor hasil perikanan di dalam negeri pada 2024 sebesar USD7,20 miliar atau setara Rp112,1 triliun. Angka tersebut naik signifikan dari realisasi ekspor produk perikanan hingga November 2023, di mana nilai sementara ada di kisaran USD5,6 miliar atau setara Rp87,25 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

Isu soal pertanian dan subsidi perikanan belum disetujui dalam KTM13 WTO di Abu Dhabi lalu. Meski demikian, sudah disetujui sekitar 80 member WTO.