TEMPO.CO, Balikpapan - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan rupanya risau soal defisit pasokan beras di negeri ini. Berbeda dengan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan yang mengusulkan solusi ganti makan beras dengan makan singkong, Dahlan punya usulan lain untuk mengatasi masalah tersebut. Dia ingin membuka sawah baru.
Kementeriannya kini menyiapkan investasi hingga Rp 9 triliun untuk pencetakan sawah baru dan proyek produksi beras mulai tahun 2012. "Kalau iklim investasi tidak kondusif, atau diganggu, kami akan pergi," ujar Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan di depan Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak serta para bupati dan wakil bupati/wali kota se-Kalimantan Timur di Hotel Gran Senyiur, Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa, 10 Januari 2012 malam.
Investasi itu akan disampaikan melalui tiga BUMN, yaitu PT Pupuk Sriwijaya (Pusri), PT Pertani, dan PT Sang Hyang Sri atau SHS. Ketiga BUMN ini akan mencetak sawah baru seluas 100 ribu hektare, di mana PT SHS membuka 40 ribu hektare, PT Pusri kebagian 30 ribu hektare, dan PT Pertani juga 30 ribu hektare.
Dahlan berjanji, sebagai badan usaha yang modalnya harus dipertanggungjawabkan kepada para pemilik saham, para BUMN ini akan tetap menggunakan pendekatan bisnis. Karena itu, ujar Dahlan lagi, sebelum memastikan berinvestasi di Kalimantan Timur, Kementerian BUMN akan melakukan evaluasi selama sebulan. "Bila Kaltim tidak layak, kami masih punya pilihan lain, seperti Jambi, Sumatera Selatan, atau Papua," kata Dahlan.
Untuk pengadaan lahan itu, direktur-direktur utama ketiga BUMN itu sudah turun langsung ke kabupaten-kabupaten di Kalimantan Timur. Menteri Dahlan sendiri akan meninjau lokasi-lokasi tersebut mulai dari Kutai Barat, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Berau, dan Bulungan, dengan helikopter dari Balikpapan, Rabu, 11 Januari 2012, dan makan siang di Bontang, lalu kembali ke Balikpapan dari Tarakan pukul 17.00 WITA.
Dahlan juga menyampaikan bahwa lahan-lahan tersebut akan dimiliki oleh BUMN-BUMN tersebut. Kepemilikan lahan untuk menjamin kelangsungan produksi beras. "Jangan sampai seperti BUMN gula di Jawa yang lahannya hanya pabriknya," ujarnya.
Lebih lanjut Menteri Dahlan menjelaskan bahwa pengadaan beras selama ini terabaikan. Selain dari Kementerian Pertanian, tidak ada yang secara khusus mengurusi produksi beras. Akibatnya Indonesia kembali mengimpor beras. Dan untuk menekan inflasi, terpaksa menggelontorkan hampir 500 ribu ton beras ke pasaran.
"Memang tahun lalu inflasi kita yang terbaik selama ini hanya 3,7 persen, tapi jumlah beras yang kita gelontorkan juga yang terbanyak sepanjang sejarah dan itu mahal sekali," kata Dahlan, yang tampil dengan kemeja putih tanpa dasi ditutup jaket hitam dan bersepatu kets.
Karena itu, Dahlan mengutip Presiden Yudhoyono, bahwa program ini dinilai penting dan harus sukses. Jadi sudah waktunya beras ditangani oleh korporasi dan tidak hanya tradisional. Ia juga menyebut persoalan beras, yang adalah makanan pokok orang Indonesia, bisa berdampak politik.
ANT | BS | SG WIBISONO
Berita Terpopuler Lainnya:
Dahlan Iskan Ungkap BUMN Paling Seret
Dahlan Iskan, Sayembara Avanza Buat Ide Terbaik
Dahlan Iskan Ogah Pimpin PSSI
Dahlan Iskan: Kapal Bulog Datang, Seperti Kiamat
Dahlan Iskan: Bikin Mobil Nasional Jangan Emosional