TEMPO Interaktif, Jakarta - Wakil Menteri Pertanian mengakui bahwa progres pencetakan sawah baru masih jauh di bawah target. Padahal cetak sawah baru merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk mencapai target surplus beras 10 juta ton pada 2014.
"Pencetakan sawah baru bukan tidak pernah terjadi, tapi memang progresnya masih jauh dari harapan," kata Rusman saat memberi kata sambutan dalam Rapat Koordinasi Perluasan Areal Tanaman Pangan di Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin, 12 Desember 2011.
Tercatat sepanjang 2006-2010 Kementerian Pertanian baru melakukan cetak sawah baru seluas 69.102 hektare. Artinya rata-rata hanya 14 ribu hektare sawah baru tercetak tiap tahunnya. Padahal ditargetkan cetak sawah baru bisa mencapai 100 ribu hektare tiap tahun.
"Target dari 2012-2014 bisa mencapai 300 ribu hektare cetak sawah baru bukan mimpi kalau bupati dan wakilnya bahu-membahu. Harus tunjukkan kepada publik bahwa 100 ribu hektare bukan perkara sulit kalau semua dalam track yang sama," ujar dia.
Menurut Rusman, pencetakan sawah baru seluas 69 ribu hektare itu sendiri jumlahnya sama dengan alih fungsi lahan di Pulau Jawa. Jadi secara rasional, kata dia, sama saja tidak ada penambahan luas lahan baru. Belum lagi dari segi kualitas, tingkat produktivitas sawah baru di luar Pulau Jawa masih di bawah standar rata-rata sawah yang telah beralih fungsi di Pulau Jawa.
"Produktivitas sawah baru tidak tergantikan dengan sawah di Jawa. Sawah baru ibarat balita yang perlu diberi perlakuan agar produktivitasnya bisa sama dengan di Jawa karena kualitas lahannya beda," ucap Rusman.
Dia meminta pemerintah daerah segera mendata lokasi areal yang bisa dipakai untuk cetak sawah baru. Namun dia meminta alokasi areal tersebut harus sudah dikaji secara komprehensif, artinya sudah memperhitungkan sarana irigasi dan pendukung lainnya.
"Ada daerah yang menyatakan cetak sawah sudah siap, tapi ketika sudah tercetak ternyata sumber airnya tidak ada. Jangan sampai cetak sawah baru ini menjadi mubazir karena tidak ada sarananya," kata dia.
Rusman menambahkan dengan perluasan areal tanaman pangan khususnya padi diharapkan mampu memperkuat cadangan pangan nasional. Juga diharapkan bisa mendukung pencapaian surplus beras 10 juta ton untuk target ketahanan pangan berstatus swasembada berkelanjutan.
ROSALINA