TEMPO Interaktif, Jakarta - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mulai melakukan audit investigasi atas sejumlah proyek di kampus Universitas Indonesia. "Audit masih berjalan," ujar anggota Badan Pemeriksa Keuangan, Rizal Djalil, seusai pertemuan kelompok 'Save UI' dan Rektor UI Gumilar R. Soemantri, di kantor BPK, Kamis, 8 Desember 2011.
Namun, Rizal tidak mau berbicara banyak kepada wartawan mengenai audit itu. "Semua lagi diperiksa," kata dia. Taufik Bahudin, perwakilan kelompok 'Save UI', mengaku sudah mendesak Gumilar R. Soemantri untuk transparan dan akuntabel dalam mengelola kampus. "Kami juga minta rektor tidak bicara politik," ujarnya. Taufik mengatakan pertemuan perwakilan 'Save UI' dan Rektorat tadi siang berlangsung secara informal.
Jika ada indikasi penyimpangan, Taufik mendesak KPK untuk memprosesnya. "Kapan hasil audit proyeknya selesai, saya belum tahu. Ini baru dimulai untuk tahun anggaran 2011," kata Taufik.
BPK, kata Taufik, meminta klarifikasi banyak hal kepada Rektor UI terkait proyek-proyek di UI. Misalnya, proyek pembangunan perpustakaan, pemindahan pohon, proyek boulevard dan proyek lainnya. "Audit tahun 2010 sedang dalam proses. BPK menunggu beberapa klarifikasi," katanya.
Dosen Fakultas Komunikasi UI --yang tergabung dalam kelompok Save UI-- Effendi Gazali, mengatakan saat ini BPK telah menurunkan tim auditor untuk mengaudit berbagai proyek tersebut. Dia menduga ada penyimpangan dana Rp 100 miliar lebih. "Seperti proyek laboratorium yang dimenangkan perusahaan Nazaruddin," katanya.
Sayangnya, Gumilar Soemantri tidak bisa dimintai keterangan. Usai pertemuan, Gumilar langsung meninggalkan kantor BPK melalui pintu samping.
ALWAN RIDHA RAMDANI