TEMPO Interaktif, Jakarta - Perusahaan taksi di Indonesia, Blue Bird Group, berencana untuk go public. Manajemen perusahaan saat ini tengah menggodok rencana penawaran saham perdana kepada publik tersebut sembari menunggu waktu yang tepat untuk melakukannya.
“Kami menunggu paparan bagus lagi, baru dilepas. Kalau tidak 2012, ya 2013,” ujar Presiden Direktur Blue Bird Purnomo Prawiro usai acara Most Admired CEO 2011 di Jakarta, Selasa, 6 Desember 2011 malam.
Baca Juga:
Menurut Purnomo, perusahaan tengah menghitung dan mempertimbangkan untuk melakukan initial public offering (IPO). Dia menargetkan perhitungan dapat selesai dalam waktu tiga bulan ke depan. Meski seperti itu, perusahaan berlambang burung biru itu berencana melepas 20 persen saham dari modal yang disetor nantinya. “Kami akan hitung dulu nilai dari IPO ini. Tiga bulan lagi sudah ketahuan nilainya,” kata dia.
Hasil dari IPO ini, menurutnya, akan digunakan untuk ekspansi perusahaan. Namun, penawaran saham perdana dilakukan agar para pengemudi taksi dan karyawan Blue Bird dapat memiliki saham perusahaan. “Jadi, bukan menggalang dana,” ujarnya.
Pada tahun depan, dia menjelaskan, perusahaan akan melakukan ekspansi besar-besar, yaitu mendatangkan 3 ribu unit taksi untuk Jakarta dan sekitarnya. Ini setara dengan 15 persen jumlah kendaraan yang dimiliki Blue Bird saat ini yaitu berkisar 23 ribu unit. Ini dilakukan karena masih banyaknya keinginan pelanggan yang belum terpenuhi. “Untuk langganan by phone saja, kadang pangkalan kami kosong. Jadi, kebutuhan masih sangat tinggi,” ujarnya.
Selain itu, perusahaan juga akan merambah ke Pulau Sumatera. Menurut Purnomo, perusahaan melihat peluang bagus di sana setelah satu bulan lalu diminta untuk beroperasi selama SEA Games XXVI di Palembang, Sumatera Selatan. Selama ini menurutnya, Blue Bird telah beroperasi di Jakarta, Cilegon, Bandung, Semarang, Surabaya, Bali, Lombok, dan sejumlah wilayah di Kalimantan. “Rencananya semua ibu kota ada taksi kami,” jelasnya.
Mengenai lokasi mana yang dituju, Purnomo masih merahasiakannya karena sampai saat ini perusahaan belum mendapatkan izin dari pemerintah. Namun, dia memastikan lokasi yang dituju adalah kota besar di Sumatera. “Kami tidak bisa memberitahukannya sekarang. Nanti pada teriak lagi,” katanya.
Masih menurut Purnomo, perusahaan akan menggabungkan sejumlah unit usahanya di tahun depan. Sejumlah anak usaha yang bergerak di bidang logistik nantinya akan dikembangkan dan terintegrasi. Meski seperti itu, perusahaan itu nantinya tidak termasuk dalam rencana perusahaan untuk IPO. “Perusahaan nantinya akan bernama Air Bird Logistic,” katanya.
Selain menjalankan usaha taksi, perusahaan juga memiliki anak usaha lainnya seperti sektor logistik, perhotelan, industri, bus, pom bensin, dan lain sebagainya. Anak usaha itu pun menyumbang 30 persen dari total pendapatan perusahaan. Sedangkan bisnis utama, yaitu taksi menyumbang 70 persen. “Pendapatan kami tahun ini sudah lebih dari Rp 1 triliun,” katanya.
SUTJI DECILYA