TEMPO Interaktif, Nusa Dua - Lembaga audit negara anggota ASEAN menyepakati kerja sama peningkatan kapasitas melalui pertukaran informasi dan pengalaman. Kerja sama itu diwujudkan melalui pembentukan ASEAN Supreme Audit Institution (ASEANSAI) di Nusa Dua, Bali, Rabu, 16 November 2011.
Menurut Ketua Badan Pemeriksa Keuangan, Hadi Poernomo, pembentukan ASEANSAI diharapkan mendorong peningkatan kerja sama, terutama dalam audit sektor publik. Kerja sama ini sangat strategis dan bisa berkontribusi positif bagi komunitas ASEAN tahun 2015. "Komunitas ini membutuhkan akuntabilitas, tata kelola pemerintahan yang baik, serta peraturan hukum," kata dia.
Proses pembentukan ASEANSAI ini dimulai dengan gagasan yang muncul dalam pertemuan beberapa lembaga audit negara di berbagai kesempatan. Secara keseluruhan, proses pembentukan ASEANSAI memakan waktu sembilan bulan hingga KTT hari ini.
Sebelumnya sudah dilakukan pertemuan teknis di Juli 2011 dan pada Oktober 2011 berlangsung pertemuan tingkat pejabat senior.
Menurut Wakil Ketua BPK, Hasan Bisri, kerja sama antara BPK se-ASEAN ini semakin penting karena situasi krisis global belakangan ini. Ia mencontohkan, pada saat krisis di 1998 tiap negara di ASEAN berupaya untuk bertahan dengan caranya masing-masing. "Peran tiap lembaga audit semakin penting dalam mengaudit pertanggungjawaban bailout perbankan, misalnya," kata dia.
Kepala Lembaga Audit Negara Singapura, Lim Soo Ping menyatakan, tantangan dalam proses audit di masa mendatang, di antaranya bagaimana badan pemeriksa bekerja secara efisien. "Agar pemerintah efisien, BPK juga harus efisien," katanya. Selain itu, observasi audit diperlukan untuk menjadikan pemantauan keuangan pemerintah menjadi lebih baik.
RR ARIYANI