TEMPO Interaktif, Jakarta - Pengamat Ekonomi Fauzi Icshan memprediksi gejolak pelemahan pasar finansial bisa berlanjut seiring dengan pemberitaan seputar krisis Yunani.
Rencana referendum di negeri seribu dewa itu membuat ketidakjelasan pengucuran dana sebesar 100 miliar euro. Gempa di Yunani bisa merembet hingga ke Indonesia setidaknya dalam dua bulan setelah referendum.
"Dalam jangka pendek pasar finansial Indonesia sangat terpengaruh sentimen global," kata Fauzi seusai diskusi mengukur kekuatan Indonesia menghadapi krisis global yang diselenggarakan Forum Wartawan Keuangan dan Moneter bersama Bank Negara Indonesia di Jakarta, Kamis, 3 November 2011.
Seperti diketahui Yunani menyatakan akan menggelar referendum untuk menjawab rencana dana bailout negara-negara Eropa paling lambat Januari tahun depan. Referendum itu dilakukan untuk mengetahui pendapat masyarakat, apakah akan menerima atau menolak bantuan tersebut.
Jajak pendapat dilakukan karena mereka harus memotong banyak anggaran negara kalau dana talangan tersebut dikucurkan. Anggaran yang dipotong tersebut di antaranya berisi belanja pegawai, belanja proyek, serta tunjangan pensiun.
Bailout ini menuai pro-kontra warga di Yunani. Padahal dalam pertemuan tingkat tinggi Eropa sebelumnya pemberian bailout itu telah disepakati sebagai bagian dari penyelesaian krisis Eropa. "Adanya referendum membasikan kesepakatan sebelumnya," ucap Fauzi.
Pada perdagangan kemarin nilai tukar rupiah kembali melemah karena kekhawatiran para pelaku pasar soal krisis utang Eropa. Rupiah pada 2 November 2011 ditutup melemah sekutar 5 poin ke level 8.950 per dolar Amerika Serikat. "Secara fundamental ekonomi Indonesia masih kuat," kata Fauzi lagi.
ALWAN RIDHA RAMDANI