TEMPO Interaktif, Jakarta - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero mengatakan pada 2015, Pulau Jawa dan Bali kekurangan pasokan listrik sebanyak 115 megawatt (MW). Sementara untuk di luar Pulau Jawa, menurut Direktur Energi Primer PLN Nur Pamudji, kebutuhannya lebih kecil dari kedua pulau tersebut.
"Sehingga kita perlu sumber energi baru dan terbarukan, mengingat energi Bumi semakin lama semakin menipis," katanya, Jumat, 21 Oktober 2011.
Untuk memenuhi defisit listrik tersebut, menurut staf ahli Menteri Riset dan Teknologi Agus Rusdyana, bisa dengan memanfaatkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). "Karena cadangan energi yang ada saat ini hanya 35 gigawatt dari pembangkit PLN," katanya.
Menurut dia, saat ini produksi listrik masih mengandalkan batu bara sebagai sumber energi. Hanya, bahan bakar ini banyak menyisakan emisi karbon.
Ia menjelaskan pilihan sumber energi yang telah disiapkan antara lain panas Bumi, air, geotermal, dan nuklir. Kementerian Riset berkomitmen menyiapkan infrastruktur terkait. "Selain infrastruktur, kita juga yang menyediakan SDM dan edukasi kepada masyarakat tentang PLTN," katanya.
PLTN juga disiapkan sesuai dengan konsepsi riset yang masuk agenda riset nasional. "Mengarah pemakaian energi baru-terbarukan untuk kelistrikan," kata Agus.
PHESI ESTER JULIKAWATI