TEMPO Interaktif, Jakarta - Bulog menilai harga beras masih stabil meskipun sejumlah pihak mengkhawatirkan terjadinya defisit di akhir tahun ini. Direktur Utama Bulog, Soetarto Alimoeso menyatakan stok beras pemerintah masih cukup hingga Februari tahun depan. "Itu belum memperhitungkan impor ya," ujarnya, ketika dihubungi, Kamis, 20 Oktober 2011.
Namun Kementerian Perdagangan mencatat harga beras medium terus naik. Di awal tahun harga rata-rata beras nasional mencapai Rp 7.376 dan turun di pertengahan tahun menjadi Rp 7.133 dan pada pekan kedua bulan Oktober naik menjadi Rp 7.552 per kilogram.
Bahkan per tanggal 18 Oktober lalu, harga rata-rata beras nasional masih naik menjadi Rp 7.598, atau menyentuh level tertinggi sepanjang tahun ini. Adapun harga beras tertinggi terdapat di Manokwari dan Padang masing-masing mencapai Rp 11 ribu dan Rp 9.063 per kilogram.
Ali juga menyebutkan, tahun ini pemerintah menambah stok cadangan beras banyak 517.133 ton. Angka ini masih kurang dari saran tim Universitas Gadjah Mada yang menyarankan, cadangan beras pemerintah yang wajar berkisar antara 750.000 juta ton dan 1,3 juta ton. Karena itu, stok beras akan ditambah kurang lebih 300.000 ton lagi nanti.
Sementara itu, hingga pada 10 Oktober 2011, stok cadangan beras pemerintah mencapai 516.633 ton. Setelah dikurangi untuk korban bencana alam sebanyak 6.955 ton dan pengendalian harga beras sebanyak 91.767 ton.
Sebelumnya, Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan, Winarno Tohir, memprediksi defisit beras tahun ini mencapai 1 juta ton. Angka ini lebih rendah dibanding perkiraan sebelumnya, yakni 5 persen dari total produksi atau sekitar 1,7 juta ton.
Meski begitu, volume defisit beras itu masih tergolong tinggi karena terbantu dengan adanya kebijakan impor 700 ribu ton beras dari Vietnam sebelumnya. Rendahnya produksi beras diakibatkan oleh gangguan kekeringan sehingga hasil panen kurang bagus.
FEBRIANA FIRDAUS