TEMPO Interaktif, Jakarta - Naiknya harga saham di bursa domestik dan melemahnya mata uang Amerika Serikat (AS) mampu dimanfaatkan oleh rupiah untuk mendekat ke level 8.900 per dolar AS.
Terapresiasinya mata uang Asia juga turut mendukung rupiah menguat kali ini sehingga di transaksi pasar uang sore ini, rupiah ditutup menguat 50 poin (0,56 persen) ke level 8.915 per dolar AS.
Analis pasar uang dari PT Monex Investindo Futures, Apelles R.T. Kawengian menjelaskan, langkah Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 6,5 persen dianggap cukup berani di tengah kondisi pasar global yang sangat tidak menentu. Kebijakan ini benar-benar di luar perkiraan para pengamat.
Langkah BI ini, menurut Apelles, cukup tepat, selain untuk memacu bergeraknya sektor riil seiring turunnya bunga juga untuk menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia juga tidak ada masalah. “Meskipun imbal hasil rupiah turun, namun masih sangat menarik dibandingkan dengan suku bunga dolar AS 0,25 maupun suku bunga euro sekitar 1 persen,” paparnya.
Meskipun rupiah sempat terpuruk hingga menyentuh 9.300, namun rupiah juga menguat sangat cepat. Upaya BI menjaga mata uangnya tidak sia–sia karena ini sudah kembali berada di 8.900-an per dolar AS. “Walau harus menguras cadangan devisa sebesar US$ 10 miliar di bulan September lalu,” tuturnya.
Indeks dolar AS terhadap enam mata uang rival utamanya sore ini melemah 0,62 poin (0,8 persen) menjadi 76,965. Sebelumnya indeks dolar AS sempat berada di atas level 79 seiring jatuhnya mata uang euro ke US$ 1,32 beberapa waktu lalu.
VIVA B. KUSNANDAR