TEMPO Interaktif, Athena - Pemerintah Yunani memutuskan mematuhi permintaan para kreditur untuk membuat kebijakan pajak lainnya. Sebuah pertemuan kabinet Minggu lalu tidak menghasilkan keputusan baru selain komitmen untuk fokus pada pemotongan pengeluaran pada tahun 2012.
Menteri Keuangan Evangelos Venizelos mengungkapkan akan ada sektor publik yang "lebih murah, lebih kecil, lebih baik, lebih pintar".
Namun, sebelum memulai misi baru itu, Pemerintah Yunani masih harus memenuhi komitmen untuk mencapai tujuan anggaran 2011, yaitu defisit 7,6 persen dari produk domestik bruto.
Sebenarnya, dalam rangka untuk mengurangi jumlah sektor publik seperti yang diminta kreditur, pemerintah telah mengumumkan rencana untuk menggabungkan lembaga yang ada dan menghapuskan yang lain. Pemerintah juga akan menempatkan puluhan ribu karyawan pada status "cadangan" dan membayar 60 persen dari gaji mereka.
Penyatuan lembaga belum menimbulkan pemutusan hubungan kerja sepihak. Sejumlah pegawai dipindahkan dari satu lembaga ke lembaga lain, di antaranya beberapa karyawan di Hellenic Railways telah dipindahkan ke rumah sakit umum.
Namun, pada 2012, Yunani memilih untuk menunda tugas yang lebih berat, yaitu merampingkan sektor publik yang membengkak dan tidak efisien.
Keputusan pajak baru itu diambil pada rapat kabinet darurat, Minggu, 18 September. Perdana Menteri George Papandreou bahkan langsung membatalkan perjalanan untuk menghadiri Majelis Umum PBB dan pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) di Amerika Serikat. Dia mengatakan pekan yang akan datang pada kondisi "sangat kritis."
Awal bulan ini, Yunani mengalami kekurangan anggaran lebih dari US$ 2,75 miliar. Para pemberi pinjaman--negara-negara anggota zona euro, Bank Sentral Eropa dan Dana Moneter Internasional--mengancam untuk menahan angsuran keenam sebesar 110 miliar euro dari paket penyelamatan disepakati pada Mei 2010.
Menteri Keuangan Jerman, Wolfgang Schaeuble, mengungkapkan pernyataan keras bahwa tahap pinjaman berikutnya tidak akan dibayar kecuali Yunani tetap konsusten pada pengurangan defisit yang direncanakan. "Inilah sebabnya mengapa orang-orang Yunani harus menghasilkan angka yang menunjukkan hal-hal yang sesuai dengan rencana," kata Schaeuble. "Orang Yunani harus tahu apakah mereka dapat bahu beban," kata dia.
Menurut Papandreou, risiko yang dihadapi bukan hanya angsuran dari paket penyelamatan 2010, tetapi juga bailout kedua senilai 109 miliar euro yang disetujui oleh pemberi pinjaman Yunani pada 21 Juni lalu.
Dalam keadaan panik, pekan sebelumnya, pemerintah sudah datang dengan pajak properti yang akan dikenakan pada tahun 2011 dan 2012. Kebijakan itu diharapkan cukup untuk menutup lubang anggaran 2011 dan membantu dengan mengurangi defisit 2012.
Pajak baru ini ditanggapi dengan protes keras dari masyarakat yang sudah pulih dari efek pemotongan gaji dan resesi terus-menerus. Ada pula suara-suara untuk pemberontakan pajak. Biaya itu akan muncul dalam tagihan listrik mendatang, maka serikat pengguna listrik negara mengancam untuk memblokir surat dari tagihan. Partai Komunis telah secara terbuka menyebutkan tidak membayar biaya itu.
Venizelos mengatakan reaksi masyarakat ini menyebabkan skeptisisme di antara para mitra Eropa Yunani tentang apakah pemerintah akan mampu meningkatkan pendapatan diproyeksikan. Pada pertemuan Uni Eropa dan menteri keuangan zona euro di Wroclaw, Polandia, pada Jumat dan Sabtu, Venizelos berada di bawah kritik keras dan rapat menunda keputusan pencairan angsuran US$ 11 miliar.
Padahal, kata Venizelos, cadangan kas Yunani tidak akan bertahan lama. Dan tanpa bantuan baru, Yunani akan kehabisan uang dengan pertengahan Oktober.
Keputusan pemerintah untuk mendahulukan pengenaan pajak properti itu sangat dikutuk oleh pemimpin oposisi Antonis Samaras. Dia adalah seorang konservatif yang secara konsisten menyerukan untuk pajak yang lebih rendah untuk mendorong perekonomian. "Ini tidak lagi memerah susu sapi, tapi justru membunuhnya," kata Samaras.
AP | THE WALL STREET JOURNAL | EKA UTAMI APRILIA