TEMPO Interaktif, Jakarta - Masyarakat untuk sementara bisa bernapas legas. PT Pertamina (Persero) memastikan bahwa harga elpiji nonsubsidi masing-masing untuk berat 12 dan 50 kilogram tidak akan dinaikkan pada tahun ini. "Sudah ditetapkan, kita tidak akan menaikkan harga elpiji pada tahun ini," ujar Vice President Corporate Communication Pertamina, Mochammad Harun, Jumat, 12 Agustus 2011.
Seperti diketahui, Pertamina sempat berkeras meminta pemerintah agar mengizinkan untuk menaikkan harga elpiji nonsubsidi. Alasannya, Pertamina selalu merugi dalam menjual elpiji tersebut.
Perusahaan migas pelat merah tersebut bahkan telah mencatat kerugian sebanyak Rp 2 triliun untuk penjualan elpiji nonsubsidi di semester pertama ini. Rencananya, Pertamina akan menaikkan harga elpiji tersebut sebesar 10 persen dari harga sebelumnya. Dimulai terlebih dahulu dari Elpiji 50 kilogram yang biasa dikonsumsi oleh industri, hotel, maupun restoran.
Harun menjelaskan, meskipun harga batal dinaikkan, Pertamina akan tetap melaporkan jumlah kerugian yang diderita dari penjualan elpiji nonsubsidi itu. "Kita laporkan kepada para pemegang saham jumlah kerugiannya, keadaannya, karena kita jual harga elpiji di bawah harga keekonomian," kata dia.
Sebagai perusahaan BUMN, Pertamina diwajibkan oleh pemerintah untuk mencari laba. Sementara, penjualan elpiji nonsubsidi justru membuat Pertamina merugi. Hal itulah yang kemudian dikeluhkan oleh Pertamina. Harun memperkirakan dengan pertumbuhan konsumsi elpiji saat ini, maka kerugian hingga akhir tahun dapat mencapai hingga Rp 4 triliun.
Pemerintah tidak mengabulkan permintaan Pertamina karena khawatir akan melebarkan disparitas harga antara elpiji subsidi dan elpiji nonsubsidi. Selain itu, apabila harga elpiji dinaikkkan, dikhawatirkan juga akan mendongkrak inflasi."Tujuan kita juga ingin stabilkan inflasi, sesuai keinginan pemerintah," tuturnya.
Keputusan Pertamina tidak menaikkan harga elpiji ini pun salah satunya dikarenakan perusahaan ini secara keseluruhan telah mencetak laba tinggi sepanjang semester pertama. Dari target sebesar Rp 17,7 triliun, Pertamina telah membukukan laba sebesar Rp 14,7 triliun.
GUSTIDHA BUDIARTIE