TEMPO Interaktif, Jakarta - Gerakan penghematan kembali digalakkan oleh pemerintah. Jika sebelumnya hanya melakukan penghematan di bidang lisrik, kini juga mencakup air. Agar gerakan ini efektif, pemerintah mengimbau kepada pegawai negeri sipil yang memiliki keluarga untuk ikut serta dalam gerakan penghematan ini. Diharapkan, dari gerakan penghematan energi ini bisa melahirkan budaya hemat.
Agar gerakan penghematan ini dapat terukur, pihaknya akan melakukan pengawasan di setiap lembaga dan kementerian. Pengawasan akan dilakukan oleh pejabat setingkat sekretaris jenderal (sekjen) atau kepala biro. Nantinya, sekjen akan memberikan laporan tersebut setiap bulan ke Kementerian ESDM. "Kementerian ESDM juga akan memberikan laporan ke Presiden setiap tiga bulan sekali," kata Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Selasa, 26 Juli 2011.
Menurut perhitungan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa dan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Darwin Saleh, penghematan dari sektor listrik bisa mencapai Rp 2,3 triliun per tahunnya.
"Target penghematan listrik 25 persen, sedangkan bahan bakar minyak 10 persen," ujar Hatta di Kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, Selasa, 26 Juli 2011.
Hatta menambahkan, gerakan penghematan ini berlaku untuk semua lembaga dan kementerian dari tingkat pusat hingga ke daerah, termasuk juga Badan Usaha Milik Negara. Kementerian Perekonomian bersama dengan Kementerian ESDM akan melakukan sosialisasi gerakan penghematan energi hingga ke tingkat daerah. "Panduannya sudah ada di Kementerian ESDM," ujar Hatta.
Hatta menilai, diperluasnya gerakan penghematan energi dikarenakan pelaksanaan Inpres No. 2 Tahun 2008 mengendur di tengah jalan. "Upaya penghematan sudah berjalan lama dan seharusnya jangan melemah," katanya. Menurut dia, langkah nyata penghematan bisa dilakukan dengan mengurangi penggunaan penyejuk udara dan pemakaian listrik seperlunya.
ADITYA BUDIMAN