TEMPO Interaktif, Jakarta - Untuk membangun hotel di dua bandar udara, Juanda Surabaya dan Sultan Hasanuddin Makassar, PT Angkasa Pura I menyiapkan investasi Rp 50 miliar.
"Itu untuk tahap awal," kata Direktur Utama PT Angkasa Pura I Tommy Soetomo usai penandatanganan kesepahaman bersama Accor Indonesia, Kamis, 23 Juni 2011.
Dia mengatakan bangunan untuk hotel di kedua bandara tersebut sebetulnya telah tersedia dengan menempel langsung di terminal bandara itu. "Bangunan sudah ada, tinggal direnovasi," tuturnya.
Konstruksi hotel akan dimulai pada tahun ini setelah anak usaha PT AP I, Angkasa Pura Hotels, mendapat persetujuan dari Menteri Badan Usaha Milik Negara Mustafa Abubakar. Dia menargetkan dua hotel itu akan dibangun dalam waktu 8 bulan hingga 1 tahun mendatang.
"Mungkin tahun depan sudah dapat dioperasikan," katanya. Dalam waktu tiga tahun pertama, perusahaan menargetkan dapat mengoperasikan 1.000 kamar hotel. "Satu hotel biasanya dibangun 100 hingga 150 kamar," ujarnya.
Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha AP I Robert D. Waloni mengatakan dua hotel itu ditargetkan memperoleh pendapatan Rp 100 miliar untuk tiga tahun pertama.
Dengan melihat peruntukan bandara di Surabaya dan Makassar, hotel yang akan dibangun adalah budget hotel (hotel murah).
"Setelah analisis pasar di sana, ruang di terminal pas untuk budget hotel," kata Robert.
Dengan peruntukan dan lokasi yang cocok bagi budget hotel, Angkasa Pura I pun bekerja sama dengan Accor Indonesia.
"Karena Accor operator yang terbaik untuk itu," kata Robert.
Presiden Direktur PT Accor Asia Pacific Coorporation Indonesia Gerard Guilouet mengatakan budget hotel paling cocok bagi kedua bandara tersebut. "Ini disesuaikan dengan pasar di sana," katanya.
Untuk kamar hotel di tipe budget itu, memiliki tarif sekitar Rp 300-400 ribu. "Ini dengan tipe kamar di budget hotel, yakni twin, double, dan triple room," ujar Gerard.
SUTJI DECILYA