TEMPO Interaktif, Jakarta - PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) atau PT Pusri akan segera membangun pabrik pupuk urea di kawasan Cepu (Jawa Tengah) dan Gresik (Jawa Timur). "Kapasitasnya direncanakan 2 juta ton per tahun," kata Direktur Utama PT Pusri, Arifin Tasrif, di Gedung DPR, Rabu 22 Juni 2011.
Menurut Arifin, pembangunan pabrik tersebut akan menggantikan suplai pupuk dari Kalimantan dan Sumatera. Perusahaan juga bisa menghemat biaya distribusi minimal sebesar US$ 50 juta per tahun. Pabrik yang baru juga diperkirakan bisa menghemat biaya energi berupa gas hingga US$ 9 juta per tahun.
Baca Juga:
"Seandainya harga gasnya US$ 9 per MMBTU, maka penghematan energi ditambah penghematan biaya distribusi bisa mencapai US$ 158 juta per tahun," kata Arifin.
Investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan tersebut bisa mencapai Rp 10 triliun hingga Rp 11 triliun. Sekitar 30 persen kebutuhan dana berasal dari kas internal, sementara sisanya dari pembiayaan eksternal. Menurut Arifin, perusahaan masih mengkaji sumber pembiayaan dari eksternal.
Menurutnya, sejumlah BUMN perbankan sudah berminat memberikan pinjaman untuk pembangunan tersebut. Perusahaan juga tidak menutup kemungkinan memperoleh pendanaan dari penerbitan obligasi. Namun, berapa besaran yang dibutuhkan dan waktu penerbitannya belum diketahui karena kajian masih berjalan.
Saat ini perusahaan masih menunggu kepastian pasokan gas dari Blok Cepu. Namun, Arifin berharap sudah mendapatkan kepastian pasokan energi tersebut paling lambat pada akhir tahun ini. Jika sudah mendapat kepastian, maka pembiayaan dapat segera dilakukan dan pembangunan dapat segera dimulai pada tahun depan. Rencananya, pembangunan akan segera rampung pada 2014.
"Dengan adanya pabrik tersebut, maka sejumlah pabrik tua bisa kami stop operasinya sehingga ada penghematan. Contohnya Pabrik Kaltim I dan Pusri II-B," lanjut Arifin.
EVANA DEWI