TEMPO Interaktif, Washington - Bank Dunia, dalam prospektus yang dirilis hari ini Rabu 8 Juni 2011, menyebutkan laju pertumbuhan ekonomi global diperkirakan bakal melambat. Pertumbuhan akan turun menjadi 3,2 persen tahun ini dari 3,8 persen pada 2010.
Pada 2012 diperkirakan perekonomian tumbuh 3,6 persen. Laju aktivitas ekonomi negara berpenghasilan tinggi akan turun menjadi 2,2 persen pada 2012 dari 2,7 persen tahun ini. Negara-negara berkembang yang menopang hampir separuh perekonomian global tahun ini turun menjadi 6,3 persen dari 7,3 persen pada 2010.
"Harga pangan dan lonjakan harga minyak menyulitkan pemulihan pascakrisis ekonomi," tulis Bank Dunia dalam prospektus ekonominya.
Kemarin Organisasi Pangan Dunia (Food and Agriculture Organization/FAO) kembali mengingatkan soal adanya kenaikan harga pangan dunia pada akhir tahun ini. Padahal selama Mei lalu harga komoditas pangan sempat turun.
Bank Dunia memperkirakan kenaikan harga pangan telah menyebabkan 44 juta orang masuk dalam kemiskinan sejak Juni 2010. Kelompok orang miskin yang menghabiskan sebagian besar pendapatannya untuk makanan adalah pihak yang paling terpukul.
Negara-negara berkembang dianggap terbukti tangguh dalam mengatasi krisis. Hanya mereka disarankan agar berfokus pada reformasi struktural dan mewaspadai kemungkinan tekanan inflasi, dengan menjaga nilai tukar mata uang mereka.
"Banyak negara berkembang yang beroperasi di atas kapasitas dan berisiko overheating, terutama di Asia dan Amerika Latin," kata Hans Timmer, Direktur Pembangunan Bank Dunia.
Pertumbuhan ekonomi di Asia tak jauh beda, meski tak selambat di negara maju. Ada risiko di beberapa negara bahwa jika pengaturan kebijakan moneter longgar, akan mempengaruhi inflasi dan memicu kenaikan upah buruh.
Di kawasan Asia Timur, termasuk Jepang, pada 2011 pertumbuhan akan melambat menjadi 8,5 persen dari tahun sebelumnya yang 9,6 persen. Perkiraan 2012 menunjukkan penurunan lebih lanjut: 8,1 persen. Tidak termasuk Cina, pertumbuhan kawasan ini akan mencapai 5,3 persen tahun ini dan 5,6 persen tahun depan.
Di Asia Selatan, pertumbuhan diperkirakan melambat menjadi 7,5 persen tahun ini dari 9,3 persen pada 2010. Untuk 2012, diramalkan naik menjadi 7,7 persen.
l WALLSTREETJOURNAL | AP | ERWINDAR