TEMPO Interaktif, Medan - Bangunan bercat putih yang mulai kusam itu tampak sepi. Berada di atas areal lebih dari 5 hektare, tak tampak aktivitas penyembelihan di Kompleks Rumah Potong Hewan Medan di Jalan Mabar, Medan, Sumatera Utara.
Bangunan tersebut terdiri atas enam bagian. Bagian pertama gedung perkantoran. Di sisinya gedung ruang rapat. Tiga bagunan di belakang kompleks berfungsi sebagai lokasi penyembelihan, dan dua bangunan dengan sekat besi berjajar sebagai lokasi peristirahatan hewan yang akan disembelih.
Bangunan lain berada di sisi kanan gedung utama, disekat dengan tembok, dijadikan sebagai lokasi penyembelihan khusus ternak babi. Sejumlah kendaraan roda dua dan empat tampak terparkir di depan gedung induk. Beberapa karyawan perempuan, duduk di beranda kantor sembari bergunjing.
Tempo mengitari areal kompleks ditemani Kepala Bagian Umum RPH Medan, Andi Sulistiawan dan Kepala Unit Pemotongan, Jumadi. Kami tak mendapati satu pun hewan ternak seperti sapi (lembu) dan kambing di kandang. Biasanya sapi yang akan disembelih, sehari sebelumnya diistirahatkan di dua kandang. “Penyembelihan mulai jam satu dini hari,” katanya.
Jumadi mengakui sejak beberapa pekan ini ternak yang akan dijagal di kompleks Mabar merosot jumlahnya. “Tadi malam hanya empat lembu yang dipotong,” kata Jumadi. Pernyataan itu seakan dibenarkan dengan kondisi dua kandang peristirahatan ternak yang kosong melompong. Tumpukkan rumput dan wadah air, tersedia di kedua lokasi masih terisi.
Jejak keberadaan hewan ternak pun tak ditemukan, seperti, kotoran sapi yang berceceran di lantai peristirahatan itu. Peristiwa ini tak pernah dialami RPH Medan sejak berdiri pada 1984. Dua lokasi penampungan berkapasitas 100 ternak, kini tak berfungsi seperti tahun sebelumnya, nyaris lumpuh.
Nyaris lumpuhnya aktivitas penyembelihan di perusahaan milik Pemerintah Kota Medan ini terkait dengan pemberitaan televisi dan ancaman pemerintah Australia yang akan menghentikan pengiriman sapi ke Indonesia. Australia berdalih, penghentian karena praktek kekejaman di sejumlah rumah jagal di Tanah Air.
Hal itu diakui Direktur Umum Keuangan RPH Medan, Tatang Sutalaksana dan Kepala Bagian Umum RPH Medan, Andi Sulistiawan. Tatang mengklaim, sebelum mencuatnya tudingan kekejaman itu, tiap hari RPH Medan menyembelih 40 ekor sapi, 60 ekor kambing, dan 150 babi.
Namun, keduanya membantah terjadi kekejaman terhadap ternak yang akan disembelih. Bahkan, Andi menambahi, pemerintah Australia yang justru memberi bantuan sarana penyembelihan di RPH Medan. “Seperti ini, (bak penyembelihan)," ujar Andi.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Australia Joe Ludwig menginstruksikan pengkajian kembali kebijakan ekspor sapi potong untuk Indonesia. Pernyataan itu dilontarkan menanggapi tayangan program televisi Australian Broadcasting Corp yang bertajuk "Fuor Corners", yang menggambarkan tata cara penyembelihan sapi yang "tak patut".
SOETANA MONANG HASIBUAN