TEMPO Interaktif, Jakarta - Perusahaan perkebunan karet dan kelapa sawit PT Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA) mencatatkan saham pada perdagangan perdana di Bursa Efek Indonesia, Senin, 30 Mei 2011.
Saat dibuka pada harga Rp 500, JAWA sempat naik menjadi Rp 550, namun langsung turun menjadi Rp 480 pada pukul 09.45 WIB dan pada pukul 10.25 berada pada harga awal, Rp 500. Total transaksi 982 kali, volume 444.629 lot dengan nilai Rp 111,99 miliar.
Jumlah saham yang dilepas ke publik sebanyak 1.132.405.500 lembar saham atau 30 persen dari modal disetor dan ditempatkan. Direktur Utama Harijadi Soedarjo mengatakan permintaan saham mengalami kelebihan 2,44 kali.
Menurut Harijadi, 90 persen dari dana hasil IPO akan digunakan untuk penanaman dan pengembangan kebun karet dan kelapa sawit. Selain itu, perseroan juga akan membangun pabrik kelapa sawit di Kalimantan berkapasitas 30 ton tandan buah segar per jam, pabrik karet remah di Kalimantan kapasitas 1,5 ton per jam, dan dua pabrik karet lembaran di Jawa Barat dan Jawa Timur masing-masing dengan kapasitas 150 kilogram RSS per jam.
"Sisanya akan digunakan untuk biaya perolehan lahan baru di Kalimantan, modal kerja, dan belanja modal," katanya. Setelah IPO, komposisi pemegang saham JAWA, yaitu Utama Hadi Surya sebesar 19,99 persen, Dwijaya Hadi Surya sebesar 19,99 persen, PT Sinar Kasih Abadi sebesar 21 persen, PT Aji Lebur Seketi sebesar 9,02 persen, dan publik sebesar 30 persen.
Perseroan menunjuk PT Mandiri Sekurits dan PT OSK Nusadana Securities Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Jaya Agra Wattie berdiri 1921 dengan nama Handel Maatschappij J.A. Wattie And Company Limited.
Perusahaan ini berfokus pada usaha perkebunan karet, kopi, dan cokelat. Perubahan nama menjadi Jaya Agro Wattie pada 1987 dan berfokus pada usaha perkebunan karet, kelapa sawit, kopi, dan teh.
Perseroan memiliki sembilan unit pabrik pengolahan minyak sawit mentah, karet lembaran, karet remah, dan kopi yang tersebar di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kalimantan Selatan.
AKBAR TRI KURNIAWAN