"Karena harga jualnya rendah. Jadi kami tidak mungkin menjual nafhta," kata Mochammad Harun, Juru Bicara PT Pertamina melalui telepon selulernya, Rabu 25 Mei.
Harun menanggapi pernyatan Ketua Umum Pengembangan Bisnis Asosiasi Industri Olefin Aromatik dan Plastik Indonesia (INAPLAS) Budi Sadiman yang menyatakan, pengusaha plastik kesulitan mengembangkan bisnis karena harus mengimpor bahan baku naftha. Ia berharap, PT Pertamina sebagai perusahaan pemerintah bisa menyediakan bahan baku plastik tersebut.
Harun mengaku tidak hafal harga naftha saat ini. Ia hanya mengatakan bahwa Pertamina pernah menjual naftha, tapi kebijakan tersebut dianggap mengikis keuntungannya. Sehingga, penjualannya dihentikan.
Strategi Pertamina, kata dia, mengolah naftha untuk dijadikan bahan bakar minyak seperti pertamax. Langkah tersebut dianggap jauh menguntungkan. "Tapi masih banyak negara yang tidak mengolah naftha," ucapnya.
Ia menengaskan bahwa perusahaanya tidak akan membuka kembali penjualan naftha. Olehnya itu, ia menyarankan agar pengusaha plastik tetap melakukan impor. "Strategi bisnis ke depan belum membuka ruang untuk penjualan naftha."
TRI SUHARMAN