TEMPO Interaktif, Jakarta - Perusahaan Umum Pegadaian berharap bisa menggelar penawaran umum perdana saham publik (IPO) pada tahun ini. Perusahaan masih menunggu proses perubahan status dari perusahaan umum menjadi perseroan terbatas.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara Mustafa Abubakar menegaskan setelah perubahan status menjadi perseroan terbatas rampung, barulah Pegadaian diberi kesempatan IPO.
Namun, dia tidak bisa memastikan IPO bisa dilakukan tahun ini. Pemerintah berencana, jika berubah menjadi PT tahun ini, Pegadaian akan dimasukkan sebagai calon emiten tahun pada depan.
Direktur Utama Perum Pegadaian, Suwhono, manajemen sudah mengajukan proposal peningkatan status dari perusahaan umum menjadi persero kepada Kementerian sejak 2010. “Tujuan IPO untuk menambah modal,” tuturnya, Selasa (24/5).
Suhwono mengatakan, perusahaan juga akan melakukan reorganisasi dengan menambah tim audit di kantor cabang untuk mencegah pembobolan.
Sebelumnya, Perum Pegadaian cabang Makassar berhasil dibobol sebesar Rp 5,4 miliar. "Kalau sekarang, aparat audit itu kan dari kantor pusat. Nanti kami tambah di cabang.”
Sembari menunggu IPO terlaksana, Pegadaian mendapat tambahan modal dari pinjaman yang dikucurkan PT Bank BRI Tbk senilai Rp 500 miliar. Kredit ini adalah kelanjutan dari kerja sama pinjaman beberapa tahun lalu.
BRI memberikan bunga kredit sebesar 9,5 persen, dengan tenor 12 bulan yang dapat diperpanjang jika pinjaman belum lunas. "Tujuan penggunaan kredit kami juga sama, tapi jalannya beda. Pegadaian pada olah gadai, kami di perbankan mikro," ujar Direktur Utama BRI Sofyan Baasyir, pada saat meneken akad kredit di Gedung BRI.
Bank BRI masih menyisakan likuiditas Rp 10 triliun untuk pendanaan kelembagaan dan infrastruktur tahun ini. Sedangkan total kredit kelembagaan dan infrastruktur yang sudah disalurkan Rp 29 triliun.
FEBRIANA FIRDAUS | EFRI RITONGA