Pertumbuhan itu banyak dipengaruhi oleh pertumbuhan di sektor otomotif dan elektronika. Namun, di industri lain ada yang tersendat, misalnya industri makanan dan minuman.
Pada kuartal pertama tahun ini pertumbuhan makanan dan minuman hanya 3 persen. Bahkan pada 2010, pertumbuhan makanan dan minuman hanya mencapai 2,27 persen.
"Jauh menurun dibanding 2009 yang mencapai 11,29 persen," katanya. Pemerintah berharap tahun ini pertumbuhan makan dan minum bisa mencapai 5 persen.
Hidayat berharap Cina bisa merealisasikan komitmen untuk investasi di Indonesia, terutama di sektor manufaktur. "Realisasi kita tunggu, terutama pada investasi di sektor manufaktur," ujarnya.
Selain itu pemerintah juga akan berusaha mengurangi ekspor barang mentah. "Setiap kita ekspor barang mentah, yang maju industri mereka (negara tujuan ekspor). Industri kita tidak maju," kata Hidayat.
Badan Pusat Statistik mencatat, industri manufaktur besar dan sedang mengalami pertumbuhan cukup tinggi. Pada kuartal pertama industri logam dasar tumbuh 26,29 persen, mesin listrik dan perlengkapannya 21,49 persen, sedangkan kertas dan barang dari kertas tumbuh 17,31 persen.
Sedangkan industri yang mengalami penurunan pertumbuhan adalah industri karet dan barang karet serta barang plastik -2,89 persen, kayu dan barang dari kayu -1,44 persen, sedangkan penerbitan, percetakan ,dan reproduksi media rekaman -0,9 persen.
AGUNG SEDAYU