Iklan
TEMPO Interaktif, Tokyo - Sejumlah analis mengingatkan menguatnya nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap sejumlah mata uang hanya sesaat. Kemarin dolar Amerika langsung menguat setelah pemimpin Al-Qaidah, Usamah bin Ladin, dikabarkan tewas.
Ekonom dari Mizuho Corporate Bank, Daisuke Karakama, menyatakan kematian Usamah tidak akan menguatkan nilai tukar dolar dalam jangka panjang. "Kebijakan Fed jauh lebih penting. Dolar akan tetap lemah terhadap mata uang, termasuk yen," katanya. Pemerintah Jepang telah menetapkan suku bunga yang amat rendah untuk jangka waktu lama.
Analis senior dari Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Sumino Kamei, menyatakan selama ini melemahnya dolar antara lain disebabkan oleh kebijakan Federal Reserve yang tak kunjung melakukan pengetatan moneter. Padahal ekonomi Amerika terus menunjukkan tanda-tanda pemulihan.
Namun Direktur Eksekutif Nomura Australia untuk penjualan mata uang asing, Kurt Magnus, menyatakan kematian Usamah bisa meningkatkan optimisme di Amerika. "Ini adalah suntikan adrenalin terhadap perekonomian Amerika Serikat," ujarnya.
Direktur Delta Global Advisors, Chip Hanlon, di California mengatakan menguatnya dolar Amerika tidak menunjukkan perubahan ekonomi yang berarti. "Selama kita masih bertempur dengan penganut Islam radikal, tidak ada artinya. Ini sama saja saat berita Saddam (Hussein) tertangkap. Secara fundamental tak banyak berubah," katanya.
Dalam pidato yang disiarkan oleh sejumlah stasiun televisi, Presiden Amerika Barack Obama menyatakan Usamah tewas dalam operasi militer di dekat Islamabad, Pakistan. Ia menjadi buruan Amerika selama bertahun-tahun setelah serangan bom yang meruntuhkan gedung World Trade Center di New York dan Pentagon. Peristiwa ini menewaskan 3.000 orang pada 2001.
Pada perdagangan di pasar Asia kemarin, nilai tukar dolar Amerika terhadap euro menguat pada level 1,4764 per euro. Dibanding sebelumnya, nilai tukar dolar sempat mencapai 1,4864 per euro. Begitu pula terhadap yen. Kemarin nilai tukar yen terhadap dolar berkisar 81,66 yen, dibanding sebelumnya 81,19 yen.
Pialang senior dari Chuo Mitsui Trust and Banking menyatakan investor beramai-ramai melepas dolarnya lantaran harga minyak mentah turun setelah berita kematian Usamah merebak.
Tak hanya dolar, kematian Usamah membuat harga minyak mentah turun di bawah US$ 113 per barel. Harga minyak di bursa New York untuk pengiriman Juni mendatang turun US$ 1,23 menjadi US$ 112,70 per barel. Di London, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni turun US$ 98 sen menjadi US$ 124,91 per barel di bursa ICE Futures.
AP | AFP | REUTERS | DEWI RINA | DWITA ANGGIARIA
Iklan
![Orang-orang berhjalan di samping gedung bank sentral AS, Federal Reserve atau The Fed, September 14, 2008.[REUTERS /Chip]](https://statik.tempo.co/data/2018/12/27/id_807071/807071_720.jpg)
