TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Bambang Brodjonegero mengatakan Indonesia Monetary Fund, Bank Dunia dan Asian Development Bank telah mencampuradukkan kemungkinan terjadinya overheating dengan tekanan inflasi global di negara-negara emerging market.
“Tekanan inflasi global itu disebabkan oleh volatilitas harga pangan dan energi primer,” kata Bambang dalam konferensi pers di aula Mezzanine gedung Juanda Kementerian Keuangan, kawasan Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (27/4).
Padahal, kata Bambang tekanan inflasi global itu juga berasal dari negara-negara maju. Negara maju seperti Inggris juga mengalami tekanan inflasi, yang biasanya hanya mengalami tekanan inflasi dibawah 1 persen, sekarang inflasinya sudah mencapai 4 persen. “Tapi Inggris tidak ada overheating,” kata Bambang.
Menurut Bambang, IMF telah melakukan generalisasi terhadap negara-negara emerging market. Inflasi tinggi yang terjadi di India, Cina dan Brasil kemudian membuat IMF mencap negara-negara emerging market terkadi overheating.
Inflasi tinggi yang terjadi tahun 2010 lalu, yang diluar perkiraan pemerintah, menurut Bambang lebih disebabkan karena tekanan harga pangan. Sedangkan bila melihat tingkat pertumbuhan ekonomi, menurut dia, Indonesia tidak sedang mengalami gejala overheating.
IMF dalam analisisnya menyebutkan perekonomian Indonesia, bersama-sama dengan Brasil, India dan Argentina akan mengalami overheating.
IQBAL MUHTAROM