TEMPO Interaktif, NUSA DUA -Sebagai Ketua Asean 2011, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mempunyai tiga program prioritas dalam rangka Masyarakat Ekonomi Asean. Presiden berharap ASEAN dapat menyelesaikan masalah internal sekaligus berperan dalam perekonomian global.
“ASEAN bisa berfungsi sebagai sebuah blok pertumbuhan global,” katanya Presiden dalam pidato sambutan Pertemuan Menteri Keuangan ASEAN ke-15 di Hotel Westin, Nusa Dua , hari ini (8/4).
Prioritas pertama yang harus dikerjakan negara-negara ASEAN adalah memastikan kemajuan yang signifikan dalam pelaksanaan masyarakat ASEAN. Untuk ini, perlu adanya kemajuan dalam liberalisasi jasa keuangan, pengembangan pasar modal, dan pengelolaan arus modal.
Prioritas kedua, ASEAN harus lebih kohesif dan kompetitif mempertahankan perannya sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Timur. Sesudah krisis finansial Asia Timur 1997 - 1998, para menteri keuangan dan gubernur bank sentral telah merancang mekanisme koordinasi kebijakan makroekonomi di bawah skema Chiang Mai Initiative bagi ASEAN plus 3 (Cina, Jepang, dan Korea Selatan).
“Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral perlu melanjutkan berbagai upaya untuk memastikan bahwa skema ini bisa beroperasi dan terhubung dengan skema internasional,” ujar Yudhoyono di acara yang juga dihadiri sejumlah pemimpin lembaga keuangan internasional, seperti Bank Pembangunan Asia, Bank Dunia, dan Dana Moneter Internasional ini.
Adapun prioritas ketiga adalah agar ASEAN berkontribusi dalam perekonomian global. Karena itu, ASEAN harus memperkuat keterlibatannya dalam forum-forum global, seperti G-20. “G20 telah mampu memberikan respon untuk mengurangi dampak dari krisis keuangan,” ujarnya.
Presiden mengungkapkan pentingnya kerja sama pembiayaan untuk mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN. Kerja sama ini harus menyentuh pokok masalah, yaitu mengatasi kesenjangan pembangunan antara dan di dalam ekonomi ASEAN. “Jika masalah ini tidak diatasi, maka akan ada lapisan satu, lapisan kedua ASEAN,” katanya.
Untuk mendorong ke arah itu, ASEAN perlu berfokus pada kebijakan struktural dan reformasi, serta mengembangkan koridor ekonomi, untuk meningkatkan konektivitas nasional dan pembangunan infrastruktur di regional ASEAN.
IQBAL MUHTAROM