Jaringan distribusi gas rumah tangga alias gas kota (city gas) tahun ini bakal dibangun di sejumlah daerah, seperti di rumah susun di kawasan Jakarta dan sekitarnya, Bontang, dan Sengkang. Pemerintah akan menggandeng sejumlah Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang akan memasok gas untuk pipa jaringan. Untuk di kawasan Jakarta sekitarnya gas akan dipasok oleh PT Perusahaan Gas Negara. Untuk Bontang gas disediakan Total E&P Indonesie.
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi, Waryono Karno, menyebutkan kebuthan investasi pembangunan jaringan pipa mencapai Rp 50 miliar untuk satu kota. Pipa tersebut dapat menyambung sekitar 4.000 rumah tangga. Tarif gas kota sebesar Rp 2.000 per meter kubik, lebih murah ketimbang harga gas untuk tabung elpiji ukuran 3 kilogram sebesar Rp 14 ribu. Dalam sebulan masyarakat hanya menghabiskan Rp 24 ribu-Rp 31 ribu untuk konsumsi gas.
Pemerintah mengharapkan daerah lebih optimal memanfaatkan dan mengembangkan peluang jaringan gas bumi rumah tangga. Sebab badan usaha tak tertarik berkecimpung di ranah ini akibat minimnya keuntungan dalam pengelolaan. "Pemerintah daerah harus terpacu. Jangan cuma dibebankan kepada pemerintah pusat. Daerah seperti Kalimantan Timur memiliki pendapatan tinggi. Jadi bisa mempercepat pengembangan program gas kota," kata Waryono.
Tahun lalu pemerintah sudah menyambungkan jaringan gas bumi untuk 13.166 rumah tangga yang terpasang di Tarakan, Depok, Bekasi Tahap I, dan Sidoarjo. Sementara tahun sebelumnya, gas kota hanya terpasang sebanyak 6.211 jaringan di Palembang dan Surabaya.
GUSTIDHA BUDIARTIE