TEMPO Interaktif, Jakarta - Perusahaan tambang batubara PT Indo Tambangraya Megah Tbk meyakini kenaikan harga minyak dunia hingga level US$ 100 per barel tak akan mempengaruhi bisnis perusahaan.
"Saya pikir perusahaan tak akan mengalami dampak yang signifikan atas kenaikan harga minyak," ujar Presiden Direktur Indo Tambangraya Megah (ITM), Somyot Ruchirawat, kepada wartawan di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Senin (28/3).
Ia mengatakan, kenaikan harga minyak dapat diimbangi oleh kenaikan harga batubara. Tahun lalu, perusahaan menikmati peningkatan harga jual rata-rata batubara sebesar 5 persen dari US$ 71,5 per ton menjadi US$ 74,9 per ton. Dengan kenaikan penjualan sebesar 5 persen dibanding tahun 2009, perusahaan menikmati kenaikan bersih penjualan sebesar 11 persen menjadi US$ 1.668 juta.
Kenaikan laba penjualan tersebut dibarengi dengan kenaikan harga minyak dunia. Sepanjang tahun 2010, harga minyak yang harus ditanggung perusahaan meningkat dari semula US$ 0,52 sen per liter menjadi US$ 0,72 sen per liter. Tahun ini perseroan mengasumsikan harga minyak pada US$ 88 sen per liter.
Adapun mengenai krisis nuklir yang melanda Jepang tak akan mengganggu penjualan batubara tahun 2011. Kegagalan pada reaktor "Fukushima Daiichi akan diikuti dengan penambahan kebutuhan di reaktor lain sehingga permintaan tak akan terpengaruh." ITM sendiri mengekspor 21 persen batubaranya ke Jepang sepanjang tahun 2010.
ANTON WILLIAM