Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) mengamati sejak tahun lalu, sektor barang konsumen sudah tumbuh paling cepat dan stabil dibandingkan dengan sektor lainnya.
Sektor ini meliputi seluruh subsektor ekonomi yang berkaitan dengan kebutuhan dasar, menengah, dan kebutuhan mewah mulai dari pangan, perumahan sampai transportasi dan telekomunikasi.
Dalam dua tahun terakhir penjualan barang konsumen tumbuh di atas 20 persen per tahun. Bahkan, penjualan mobil selama 2010 tumbuh 57,13 persen menjadi 763.751 unit.
Tingginya permintaan terhadap barang konsumen tampak dari penyaluran kredit perusahaan pembiayaan tahun lalu yang tumbuh 28,68 persen menjadi Rp 180 triliun. Dari jumlah tersebut, nilai pembiayaan konsumen mencapai Rp 125 triliun atau 69,44 persen.
Kenaikan belanja barang –barang konsumen itu akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan daya beli masyarakat. Apalagi tahun ini pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 6,4 persen.
"Tantangannya adalah menciptakan industri barang konsumen yang berdaya saing tinggi, sehingga bisa mengalahkan barang impor," kata Rosan P. Roslani, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perbankan, Keuangan, dan Pasar Modal dalam keterangan tertulis kemarin malam.
Hambatan utama yang dihadapi para pemain domestik selain dari birokrasi dan infrastruktur adalah kekurangan modal dan keterbatasan fasilitas pembiayaan jangka panjang dengan skala menengah.
Misalnya, modal investasi untuk menambah alat produksi dan meningkatkan inovasi. Sedangkan modal kerja terutama untuk penambahan sumber daya manusia, jaringan distribusi, dan kegiatan pemasaran serta promosi.
Kadin akan mengupayakan kombinasi sumber permodalan yang lebih beraneka ragam dan instrumen pembiayaan yang lebih inovatif, baik dari bank maupun non bank dari dalam dan luar negeri.
Sedangkan pemerintah bisa mendorong dari sisi kebijakan yang mendorong lahirnya penyedia barang dan jasa konsumen domestik yang besar dan kuat.
Misalnya melalui privatisasi perusahaan negara yang berkaitan dengan industri konsumen seperti Bank Mandiri, BNI dan Garuda.
“Saat ini momentum yang paling tepat, karena kebutuhan modal yang besar bertepatan dengan peningkatan daya beli konsumen dan masuknya arus modal asing," tutur Rosan.
Melalui penambahan modal yang kuat dan kualitas tinggi, perusahaan negara akan menjadi pemimpin pasar. "Jika sudah menjadi pemimpin pasar, barulah mereka bisa mengajak para pemain domestik yang lebih kecil," ucap Rosan.
Kadin mengacungkan jempol atas kinerja pemerintah di tahun 2010 yang mencetak pertumbuhan ekonomi 6,1 persen. Angka tersebut lebih tinggi dari pada target anggaran negara 2010 sebesar 5,8 persen.
Naiknya pendapatan per kapita nasional sekitar 13 persen dari US$ 2.349,6 (Rp 23,9 juta) menjadi US$ 3.004,9 (Rp 27 juta) tahun 2010 menunjukkan perkembangan positif dalam perekonomian.
Tingkat pendapatan per kapita sebesar US$ 3,000 merupakan standar internasional minimum untuk menciptakan kelas menengah yang kuat dan stabil.
EFRI RITONGA