TEMPO Interaktif, Jakarta -Dewan Perwakilan Rakyat mendukung anjuran pemerintah untuk menggunakan energi alternatif pengganti bahan bakar minyak. Sebelumnya masyarakat dianjurkan menggunakan Bahan Bakar Gas (BBG).
Anggota Komisi Energi Dewan Perwakilan Rakyat, Satya W Yudha mengatakan bahan bakar gas atau LGV (Liquified Gas for Vehicles) merupakan solusi bagus.”Yang penting harganya setara dengan premium bersubsidi,” kata dia usai menghadiri Business Forum dan Konferensi Indogas 2011, Selasa (25/1).
BBG akan menjadi energi alternatif penting jika harga liter mintaknya tidak semahal ketika masyarakat membayar pertamax. Meski untuk beralih menggunakan bahan bakar gas biaya investasi untuk pemasangan alat penyelaras (converter kit) dari BBM ke BBG yang harus dikeluarkan pemilik kendaraan besar, sekitar Rp 10 juta, tapi manfaat jangka panjangnya lebih murah.
Soal harga converter tak jadi soal. Satya melanjutkan, pemerintah bisa memberi subsidi untuk pembelian dan pemasangan converter bagi kendaraan umum, sedangkan untuk kendaraan pribadi bisa membeli sendiri.”Tapi sebelum itu sebaiknya perbaikan infrastruktur dan kesiapan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) lebih dulu diperbaiki,” kata dia.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Evita Herawati Legowo, menganjurkan para pengguna kendaraan roda empat untuk menggunakan LGV sebagai alternatif pengganti BBM. LGV menurut dia lebih murah dari premium. LGV atau yang dikenal dengan nama dagang Vi-Gas itu merupakan hahan bakar gas yang diformulasikan untuk kendaraan bermotor yang menggunakan spark ignition engine terdiri dari campuran propane (C3) dan butane (C4).
Namun realisasi anjuran itu diragukan oleh Deputi Direktur Reforminer Institut, Khomaidi. Ia menyatakan anjuran pemerintah untuk menggunakan bahan bakar gas sulit direalisasikan karena pertimbangan tidak adanya infrastruktur; Stasiun Pengisian belum ada dan pasokan BBG juga belum jelas.
MUHAMMAD TAUFIK