Kebijakan ini menunjukkan keprihatinan dari para pembuat kebijakan kawasan Asia terhadap ancaman inflasi seiring pulihnya perekonomian.
Secara mengejutkan bank sentral Korea Selatan menaikkan suku bunganya 25 basis poin menjadi 2,75 persen dan pemerintah juga pemerintah juga mengambil keputusan untuk menurunkan biaya pelayanan umum seperti listrik dan gas.
Hal ini menunjukkan bagaimana pemerintah sekarang melihat inflasi sebagai salah satu tantangan kebijakan utamanya.
Pekan lalu, Presiden Lee Myung-bak mendesak kabinet untuk mengambil sikap keras untuk mengatasi inflasi tahun ini dan menjaga agar tetap berada disekitar 3 persen, yang merupakan median dari target BoK antara 2 persen – 4 persen. Inflasi tahunan (year on year) tetap berada diatas 3 persen selama empat bulan terakhir, hingga Desember kemarin telah mencapai 3,5 persen.
Bank sentral Korea Selatan memprediksikan inflasi akan mencapai 3,5 persen di tahun ini dari sebelumnya 2,9 persen. dan memperkirakan akan ada perubahan suku bunga. Departemen Keuangan juga telah berjanji untuk melakukan tindakan apa saja untuk mengontrol inflasi.
Paket kebijakan pemerintah untuk meredam inflasi termasuk memantau pergerakan harga pada produk yang digunakan secara luas oleh rumah tanggga berpendapatan rendah dan menengah, memangkas tarif pada barang barang seperti biji kopi dan susu bubuk.
Selain itu pemerintah juga akan meningkatkan pasokan apartemen baru lebih awal dari jadwalm dan menyewakan apartemen yang belum terjual dari perusahaan konstruksi milik pemerintah untuk mereka yang berpenghasilan rendah.
“Kami akan menempatkan prioritas kebijakan di semester pertama pada stabilitas harga dan akan melakukan segala yang kami mampu untuk menghambat laju inflasi,” ujar pejabat departemen keuangan.
Bank of Korea menjadi bank sentral terbaru di Asia yang menaikkan suku bunga dalam upaya meredam lonjakan inflasi, mengikuti kenaikan suku bunga 25 basis poin yang dilakukan oleh bank sentral Thailand (Bank of Thailand). Dalam beberapa pekan terakhir bank sentral kawasan Asia juga menaikkan suku bunga untuk memerangi suku bunga seperti bank sentral Cina, Taiwan dan India dan kemungkinan masih akan menaikkan suku bunganya dalam pertemuan dewan gubernur bank sentral mendatang.
Kebijakan ini bukan bebas dari resiko, dan akan menjadi sorotan bagi pembuat kebijakan di Asia. Suku bunga tinggi akan menjadi magnet bagi dana asing untuk masuk. Dan pemerintah kawasan Asia telah menerapkan control terhadap masuknya aliran dana asing dari kenaikan suku bunga agar tidak terjadi (bubble asset) gelembung aset.
Para analis memprediksikan bank sentral Korea akan melanjutkan pengetatan moneter sepanajng tahun ini untuk menahan inflasi, meskipun tidak terlalu agresif sehingga tidak membahayakan pemulihan ekonomi.
WALL STREET JOURNAL/ VIVA B. KUSNANDAR