"Sebenarnya tidak bisa dihitung karena tidak sekaligus untuk bayar utang. Jadi kita masih lihat dulu ada kelebihan apa tidak," kata Evita saat dijumpai usai Rapat Kerja Kementerian Energi di Jakarta, Kamis (06/01).
Menurut Evita, perhitungannya belum sampai ke windfall profit karena belum tentu di saat yang sama terdapat produksi minyak yang terangkat. Evita juga mengaku belum menghitung dampak-dampak lainnya terhadap kenaikan harga minyak dunia.
Hingga saat ini, pemerintah masih memantau perkembangan harga minyak dunia. Lagipula, Evita menambahkan, rata-rata harga minyak Indonesia (ICP) pada belum terlalu tinggi. "Rata-rata ICP 2010 belum sampai US$ 88 kok," ujarnya.
Sementara itu, Menteri Energi Sumber Daya Mineral, Darwin Zahidy Saleh, enggan berkomentar soal besaran tambahan penerimaan negara yang diperoleh akibat naiknya harga minyak tersebut. "Pak Menko Perekonomian atau Menkeu lebih berkapasitas menjawab soal itu," ujarnya.
GUSTIDHA BUDIARTIE