Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tahun 2012, Harga Minyak Bisa US$200 per barel.

image-gnews
AP/Gene J. Puskar
AP/Gene J. Puskar
Iklan
TEMPO Interaktif, Singapura - Lonjakan harga minyak yang kini mencapai level US$ 92 per barel belum akan berhenti. Para pedagang masih ingin menguji seberapa tinggi harga bisa dikerek naik sebelum memicu inflasi, menekan permintaan, dan memperlambat pemulihan ekonomi. 

Perusahaan penasihat perdagangan minyak, Cameron Hanover, pada Senin lalu mengatakan pedagang meningkatkan pembelian kontrak future minyak untuk melindungi diri dari inflasi, kenaikan harga logam mulia, dan kejatuhan dolar Amerika Serikat. 

"Tahun lalu investor memborong minyak untuk mengangkat harga. Pola itu akan berlanjut tahun ini," kata analis Cameron. Namun, para pedagang juga sadar bahwa peningkatan harga yang berlebihan justru mempercepat inflasi dan memukul balik mereka. 

Harga minyak naik pesat sejak akhir Agustus 2010 ketika Gubernur Federal Reserve Ben Bernanke menyatakan akan membeli obligasi pemerintah senilai US$ 600 miliar untuk merangsang pertumbuhan. 

Meski program itu baru dimulai November 2010, para spekulan langsung menawar tinggi minyak. Harganya semakin menggila pada akhir November saat kongres memperpanjang kebijakan pengurangan pajak. 

Para analis di Morgan Stanley memperkirakan peningkatan kebutuhan energi di Cina dan pasar-pasar berkembang akan melahap setengah dari produksi minyak. Kondisi tersebut akan mengangkat harga minyak seperti pada 2008, yakni ketika harga minyak US$ 147 per barel. 

John Hofmeister, mantan presiden Shell Oil dan pengarang buku Why We Hate The Oil Companies, memprediksi harga minyak di Amerika Serikat akan mencapai US$ 5 per galon (sekitar Rp 11.900 per liter) pada 2012. 

"Itu artinya harga minyak dunia mendekati US$ 200 per barel," kata analis dan pedagang, Stephen Schork. 

Sedangkan tahun ini, kenaikan harga minyak dapat membuat harga bahan bakar menjadi US$ 4 per galon dari saat ini sekitar US$ 3,072 per galon (1 galon sekitar 3,78 liter) pada musim panas mendatang di beberapa negara bagian. 

"Kenaikan satu dolar per galon hanya menambah US$ 750 dolar per tahun bagi setiap pengendara, tapi ada aspek psikologisnya," kata ahli perminyakan, Fred Rozell.

Gawatnya, negara-negara pengekspor minyak (OPEC) dalam konferensi ke-158 di Quito, Ekuador, pertengahan Desember lalu, malah sepakat menahan tingkat produksi minyak, sekalipun harga minyak dunia terus melambung

Menteri Perminyakan Venezuela Rafael Ramirez meminta rekan-rekannya di OPEC tidak menaikkan produksi sampai akhir 2011, sehingga harga minyak bisa mencapai US$ 100 per barel. "Pasar harus membayar tingginya biaya produksi. US$ 100 kelihatannya harga yang pas," kata dia.

Nada optimistis datang dari ekonom Universitas Gadjah Mada, A. Tony Prasetiantono. Ia berujar, pendorong kenaikan harga minyak tahun ini berbeda dengan kenaikan pada 2008. 

Adapun tahun ini kenaikan harga lebih didorong oleh tingginya permintaan minyak, terutama di Amerika Serikat dan Eropa, yang sedang dilanda musim dingin. 

"Paling tinggi hanya US$ 100 per barel," kata komisaris independen Bank Permata itu. 

Begitu musim dingin terberat berlalu pada Februari mendatang, permintaan terhadap minyak akan turun dan harganya pelan-pelan kembali ke harga wajar di bawah US$ 90 per barel. 

Menurut Tony, faktor lain yang bakal menekan permintaan minyak ada pelemahan pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa. 

AP | BLOOMBERG | GUSTIDHA BUDIARTIE | EFRI RITONGA
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

8 Januari 2024

Ilustrasi Harga Minyak Mentah. REUTERS/Dado Ruvic
Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.


Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

5 Januari 2024

Ilustrasi Harga Minyak Mentah. REUTERS/Dado Ruvic
Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

Harga minyak mentah tengah bergejolak hari ini. Apa saja penyebabnya?


Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

21 Juni 2023

Ilustrasi kilang minyak dunia. REUTERS/Shannon Stapleton
Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

Harga minyak mentah berjangka jeblok pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, 21 Juni 2023. Apa saja faktor pemicunya?


Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

7 Juni 2023

Petugas mengganti papan harga SPBU jelang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Jakarta, Sabtu 3 September 2022. Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter, solar dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter serta Pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter yang mulai berlaku pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30. ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

Harga minyak dunia terus berfluktuasi, namun belakangan mengalami tren penurunan. Apakah harga Pertalite juga akan diturunkan seperti Pertamax?


Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

6 Juni 2023

Ilustrasi kilang minyak dunia. REUTERS/Shannon Stapleton
Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

Kementerian Arab Saudi menyampaikan akan menurunkan produksi minyak mentah menjadi 9 juta barel per hari pada Juli mendatang.


Harga Minyak Mentah Menguat ke USD 76,95 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

27 Mei 2023

Ilustrasi kilang minyak dunia. REUTERS/Shannon Stapleton
Harga Minyak Mentah Menguat ke USD 76,95 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

Harga minyak mentah berjangka menguat pada akhir perdagangan Jumat atau Sabtu pagi WIB. Bagaimana rinciannya dan apa penyebab kenaikannya?


Pasokan Bahan Bakar Amerika Serikat Turun, Harga Minyak Mentah Menguat

25 Mei 2023

Ilustrasi kilang minyak dunia. REUTERS/Shannon Stapleton
Pasokan Bahan Bakar Amerika Serikat Turun, Harga Minyak Mentah Menguat

Harga minyak mentah berjangka menguat pada akhir perdagangan.


Harga Minyak Dunia Naik jadi USD 85,61 Didorong oleh 3 Faktor Utama

12 April 2023

Ilustrasi kilang minyak. REUTERS
Harga Minyak Dunia Naik jadi USD 85,61 Didorong oleh 3 Faktor Utama

Harga minyak dunia naik pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi, 12 April 2023. Apa saja tiga faktor utama yang mendorong kenaikan harga tersebut


Pemerintah Sebut Harga Pertalite Bisa Diturunkan, Apa Syaratnya?

10 April 2023

Antrian kendaraan mengisi BBM di sebuah SPBU di Jakarta, Jumat 16 September 2022. Efek naiknya BBM ini memang sangat terasa. Disamping harga yang semakin tinggi, antrian di SPBU juga semakin mengular. Antrian diduga karena harga BBM eceran sudah tidak bisa bersahabat dan tidak semua pom mini menjual pertalite. TEMPO/Subekti.
Pemerintah Sebut Harga Pertalite Bisa Diturunkan, Apa Syaratnya?

Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengatakan ada peluang penurunan harga bahan bakar minyak atau BBM subsidi jenis Pertalite


Permintaan Meroket, Harga Minyak Dunia Diprediksi Menguat Senin Besok

2 April 2023

Ilustrasi Harga Minyak Mentah. REUTERS/Dado Ruvic
Permintaan Meroket, Harga Minyak Dunia Diprediksi Menguat Senin Besok

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memprediksi harga minyak dunia menguat di rentang 72,39 hingga 77,65 per dolar AS per barel dalam perdagangan besok Senin, 3 April 2023.