TEMPO Interaktif, Jakarta --Menteri Badan Usaha Milik Negara Mustafa Abubakar optimistis produk-produk Pertamina, seperti Pertamax, dapat bersaing dengan produk-produk yang dihasilkan oleh Petronas, Shell, maupun Total. "Pertamina juga memiliki keunggulan di sisi jaringan, fasilitas. Pertamina sudah lama mendistribusi BBM kita," kata Mustafa di kantor Kementerian BUMN Jumat (10/12).
Pertamina lebih berpengalaman menjual BBM kepada masyarakat Indonesia dibandingkan Petronas, Shell, ataupun Total. "Saya optimistis Pertamina bisa bersaing," kata Mustafa.
Direktur Utama PT Pertamina Karen Agustiawan menilai pembatasan BBM Bersubsidi tidak mungkin serempak dilakukan diseluruh Indonesia, seperti halnya konversi minyak tanah ke gas."Kalau serempak dilakukan itu tidak mungkin. Kita akan melihat, SPBU-SPBU mana yang paling siap," kata Karen.
Jika pembatasan BBM terealisir, Pertamina akan melakukan 'pilot project' terlebih dahulu. "Misalnya, nanti pertama di Jabotabek. Jadi ini fasenya akan dilakukan secara bertahap, bukan sekaligus," katanya.
Karena mengaku bahwa Pertamina belum siap jika pembatasan BBM Bersubsidi dilaksanakan di luar pulau Jawa. "Sumatera, maupun daerah Indonesia timur, kita belum siap, terus terang saja. In terms of depot maupun dengan dispensernya," kata Karen.
"Jadi nanti mungkin adalah yang terakhir untuk wilayah Sumatera, Kalimantan, maupun daerah Timur, yang mungkin bisa kami siapkan adalah pulau Jawa, tapi itu pun bertahap," lanjut Karen.
Karen juga menekankan pentingnya melihat kompetisi terkait pembatasan BBM Bersubsidi ini. "Misalkan, ini yang saya dapat adalah SPBU Shell, itu di Jabodetabek dan Surabaya ada 44. Petronas ada 19, Bandung dan Medan. Sementara SPBU Pertamina ada 4665," kata Karen.
ASWIDITIYO NEDWIKA