Namun sejak Senin (22/11) lalu, aktivitas bandara yang melayani rute domestik tersebut sudah mulai aktif kembali, beberapa pesawat Cessna Grand Caravan milik maskapai penerbangan Susi Air bahkan sudah mulai diterbangkan.
“Memang saat ini kondisinya sudah normal, debu vulkanik Merapi juga sudah tidak mengganggu aktivitas penerbangan,” ujar Koordinator Bandara Udara Nusawiru Hendra Gunawan, Rabu, (24/11).
Dijelaskan Hendra, saat terjadinya erupsi Gunung Merapi beberapa waktu lalu, aktivitas penerbangan di bandara sempat berhenti sekitar dua pekan karena abu erupsi Merapi mengganggu aktifitas penerbangan.
Menurut dia, abu Merapi jatuh menutupi badan kapal hingga masuk ke bagian mesin kapal. Akibatnya, beberapa petugas maskapai penerbangan pun sibuk untuk membersihkan bagian mesin kapal dari debu. Kondisi itu diperparah dengan intensitas hujan yang cukup tinggi.
“Abu yang masuk ke mesin memang sedikit tetapi hal itu tetap membahayakan,” ujar Hendra. “Sebelumnya hampir dua pekan, kami terpaksa mengarahkan penumpang untuk naik jalur darat saja.”.
Menurut Hendra, rute utama penerbangan reguler di bandara Nusawiru adalah rute Nusawiru-Bandung-Jakarta yang menggunakan pesawat jenis perintis seperti pesawat Cessna Grand Caravan milik maskapai Susi Air.
Hilman, salah seorang perwakilan Susi Air menambahkan, pesawat milik maskapai Susi Air juga membantu pengiriman bantuan dan relawan ke daerah bencana di Metawai, Merapi dan Wasior. ”Yang paling utama kami fokus untuk membantu jalur transportasi di daerah bencana,” katanya.
Yani, 24 tahun, salah seorang calon penumpang asal Parigi, Ciamis menyatakan gembira dengan normalnya penerbangan di bandara Nusawiru. “Sekarang saya sudah bisa menggunakan jasa penerbangan Susi Air untuk berangkat ke Jakarta," ujar Yani.
JAYADI SUPRIADIN