TEMPO Interaktif, Sleman -Sedikitnya 600 ribu ayam petelur di peternakan dalam zona rawan bencana 20 kilometer dari puncak Merapi tertekan. Ayam-ayam itu stres akibat erupsi Merapi dan tidak diberi makan selama dua hari karena pengelola peternakan mengungsi dan dilarang masuk ke lokasi.
“Produksi telor menurun hingga 50 persen, karena ayam stres dan tidak terurus,” kata Hari Wibowo, Ketua Asosiasi Peternak Ayam Yogyakarta (APAYO), Senin (22/11).
Dua peternak yang terkena dampak langsung erupsi Merapi adalah Gandung dan Singgih. Lokasi kandang mereka ada di Srunen, Kecamatan Cangkringan, Sleman. Adapun peternak ayam di Pakem dan Turi umumnya tak merugi karena abu vulkanik tak membuat rusak kandang ayam.
Untungnya, untuk peternakan ayam broiler, atau ayam potong dari 200 ribu kandang milik para peternak hanya terisi 10 persen saja. “Kebetulan kandang banyak yang kosong," kata Hari.
Kerugian peternak ayam terutama saat ada pernyataan perluasan kawasan zona bahaya hingga 20 kilometer. Kondisi itu menyebabkan peternak tidak bisa memberi pakan ayam dan membuat ayam-ayam stress tak mau lagi berproduksi.
Ia menyatakan seharusnya aparat keamanan tidak terlalu kaku menerapkan aturan pembatasan untuk pemeliharaan ternak dan melakukan evakuasi secara mandiri ternak mereka.
Para peternak ayam broiler terpaksa menjual ayamnya meskipun beratnya belum memenuhi ketentuan. Hari mengaku tidak mengajukan angka kerugian ke pemerintah pusat
karena daerah masih menganggap mampu mengatasi masalah finansial 23 peternak
di sekitar lereng Merapi.
MUH SYAIFULLAH