TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah tak mengkhawatirkan peningkatan harga minyak mentah dunia pada bulan Oktober ke angka US$ 82,26 per barel. Pemerintah berfokus pada realisasi produksi minyak.
"Hingga sekarang, rata-rata ICP (Indonesia Crude Price) kita masih di bawah asumsi US$ 80 per barel," kata Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa di kantornya, Senin (8/11).
Menurut dia, dari harga rata-rata yang masih di bawa asumsi tersebut maka dapat dipastikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun ini tak terganggu. Pemerintah lebih mencemaskan realisasi produksi minyak tahun ini.
Dia menyebutkan, meledaknya pipa Chevron beberapa waktu lalu berdampak pada produksi minyak secara nasional. "Lifting meleset 10 ribu barel negara akan rugi Rp 1 triliun," ujarnya.
ANTON WILLIAM