"Setelah Bank Indonesia memberi komentar, ide ini tentu akan kami tindak lanjuti," kata Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk Iqbal Latanro kepada Tempo di kantornya, Senin (01/11).
Ia mengungkapkan, ide virtual holding muncul pertama kali dalam seminar yang diadakan Komite Kebijakan Publik di Yogyakarta pekan lalu. Seminar tersebut menghadirkan perwakilan Bank Indonesia, Kementerian BUMN, serta manajemen Bank BTN, Mandiri, BNI, dan BRI.
Wacana yang berkembang dalam seminar tersebut, menurut Iqbal, adalah melakukan penyatuan bank BUMN seperti diharapkan Arsitektur Perbankan Indonesia tanpa harus merger atau membentuk perusahaan jangkar secara fisik. Alasannya, merger atau akuisisi tak gampang dilakukan. Cara ini diharapkan menjadi jalan tengah bank sentral dan pemerintah.
Dengan penyatuan maya (virtual holding), tiap-tiap perseroan tetap berdiri sebagai entitas bisnis mandiri. Namun keempatnya melakukan koordinasi dengan dibentuknya sebuah komite bersama di Kementerian BUMN sebagai holding company-nya. "Komite ini berfungsi memberikan arahan."
Sebelumnya, Deputi Menteri BUMN Parikesit Suprapto mengatakan pemerintah akan mengimplementasikan komite tersebut pada akhir 2010. Komite ini terdiri atas direksi dan komisaris tiap bank yang akan melakukan sinergi. Menurut dia, Bank Indonesia masih perlu diyakinkan bahwa perusahaan induk virtual yang direpresentasikan Kementerian BUMN ini bisa menjalankan fungsinya.
Menteri BUMN Mustafa Abubakar mengatakan penyatuan keempat bank secara maya ini memiliki keunggulan dalam segmentasi pasarnya. Ini menjadi daya tawar tersendiri bagi virtual holding. Bank Mandiri dinilainya memiliki segmentasi pada industri dan korporasi, sedangkan BRI di sektor UMKM, retail, dan agrobisnis. BNI menggarap sektor infrastruktur, dan BTN di sektor perumahan.
Sinergi diharapkan mampu menurunkan tingkat bunga pinjaman menjadi di bawah 10 persen dan memacu penyalurannya di atas 20 persen. Sinergi bank BUMN juga diyakini akan lebih baik, dan efisiensi perusahaan bisa meningkat secara signifikan.
Nasabah, menurut Parikesit, juga memperoleh keuntungan. Keempat bank BUMN ini akan memiliki sistem anjungan tunai mandiri terintegrasi sehingga penarikan tunai lintas bank dapat dilakukan tanpa dikenai biaya tambahan.
Kepala Biro Hubungan Masyarakat Bank Indonesia Difi Ahmad Johansyah mengatakan bank sentral terbuka untuk melakukan pembahasan ide virtual holding secara resmi dengan BUMN. "Kami sudah in-line dengan ide itu," katanya.
FEBRIANA FIRDAUS | ANTON WILLIAM