Dalam surat Inspektur Jenderal khusus bailout sebesar 700 miliar bagi industri keuangan dan produsen mobil, Neil Barofsky yang dikirim ke Senator Charles Grassley pada 30 Agustus lalu. Surat itu diperolh Assocated Press Rabu kemarin.
GM telah membayar ke pemerintah sebesar S$ 6,7 miliar. Sisa utangnya akan dikonversi menjadi kepemilikan saham sebesar 61 persn di GM dan ditambah US$ 2,1 miliar untuk saham preferen (prioritas). Pemerintah berencana mulai menjual sebagian saham yang dimilikinya melalui penawaran perdana kepada mayarakat (IPO) yang dijadwalkan pada pertengahan November mendatang.
Namun, pemerintah tidak akan menjual semua sahamnya sebanyak 304 miliar sekaligus. Departemen Keuangan dan pejabat GM yang bar menyatakan mungkin butuh waktu beberapa tahun dan beberapa tahap untuk mengembalikan semua dana pembayar pajak. Dengan harapan bahwa saham GM akan meningkat seiring meningkatnya penjualan mobil dan membaiknya kinerja keuangan.
Barofsky merespon permintaan Grassley untuk memastikan bahwa pemerintah mendapatkan harga saham GM di harga tinggi. Dan Barofsky akan mengkaji hal tersebut.
Harga saham yang akan dijual US$ 133,78 per saham ini tidak akan mencakup biaya legal dan perbankan untuk penawaran perdana, juga tidak termasuk pada saham (prioritas), tulis Barofsky.
Untuk bisa mencapai harga tersebut, GM harus menjual sahamnya US$ 40 diatas harga puncak saham perusahaan mobil tersebut pada bulan April 2000 lalu di level US$ 93 per saham, menurut data dari Center for Research University of Chicago. Saat itu adalah tahun yang bagus bagi GM dengan mencatat pendapatan sebesar US$ 4,45 miliar didukung dari tingginya keuntungan dari penjualan mobil mewah.
Barofsky juga mengungkapkan, dia akan melihat biaya perbankan dan legal dalam penjualan saham GM, dan pembelian mobil GM bulan Juli di AmeriCredit Inc., sebuah perusahaan spesialis pemberi kredit bagi orang miskin.
GM sebenarnya tidak berencana utnuk menjual saham biasa-nya sebagai bagiannya dari penjualan perdana, tapi akan menjual saham prioritasnya, dalam suratnya kepada badan pengawas pasar modal AS (SEC). Dan uangya akan digunakan untuk membayar utang serta investasi perusahaan.
Selain telah membayar senilai US$ 6,7 miliar, perusahaan juga telah membayar bunga dan dividen kepada pemerintah senilai US$ 719 juta untuk saham prioritas. Saham prioritas yang dimiliki pemerintah ini seperti obligasi dengan pembayaran dividen yang sudah ditetapkan sebelumnya.
AP/VIVA B.K