TEMPO Interaktif, Jakarta -Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono menilai Greenpeace sedang berusaha mendiskreditkan industri sawit Indonesia secara sistematis melalui upaya menekan perusahaan-perusahaan agar menghentikan pembelian minyak sawit dari Sinar Mas Group.
"Semua customer di Barat seolah di bawah tekanan untuk menghentikan pembelian. Mereka tidak berkutik di bawah tekanan NGO," katanya ketika dihubungi kemarin.
Tekanan dari Greenpeace, menurut dia, akan mempengaruhi industri sawit nasional. "Dampaknya, industri kita jadi tidak kompetitif. Dengan segala macam standar dan keharusan audit independen, mereka memang berniat membuat industri ini tidak kompetitif," katanya.
Meski begitu, kebutuhan akan sawit tidak bisa ditekan. Apalagi harga minyak sawit jauh lebih murah dibanding minyak nabati jenis lainnya, seperti minyak kedelai, jagung, atau rapeseed. Terlebih, suplai sawit masih belum menyamai permintaan atau kebutuhan dunia.
Pemimpin tim kampanye Greenpeace Asia Tenggara, Bustar Maitar, mengatakan yang dilakukan Greenpeace adalah mengungkap ketidakkonsistenan perusahaan sawit untuk menaati hukum Indonesia.
Terbukti, kata dia, Sinar Mas melakukan pelanggaran hukum, yakni 8 dari 11 perusahaan Sinar Mas yang diverifikasi terbukti tidak memiliki analisis mengenai dampak lingkungan (amdal), merusak hutan, dan lahan gambut. Perusahaan secara sistematis memanfaatkan kelemahan pemerintah untuk mengambil untung sebesar-besarnya dan merusak hutan.
"Kalau pemerintah konsisten dengan hukum serta perusahaan tidak lagi merusak hutan dan gambut, tentu tidak ada alasan buat Greenpeace untuk mengkritik perusahaan sawit," ujarnya.
Akhir pekan lalu, jaringan restoran makanan cepat saji Amerika Serikat, Burger King, memutuskan untuk menghentikan pembelian minyak sawit yang diproduksi Sinar Mas dan anak usahanya.
Burger King bergabung dengan Unilever, Nestle, dan Kraft memboikot minyak sawit produk Sinar Mas. Keputusan tersebut juga dikhawatirkan bakal diikuti perusahaan lain, seperti Pizza Hut, Kentucky Fried Chicken, dan Dunkin' Donuts.
"Kami percaya laporan tersebut telah meningkatkan keprihatinan terhadap beberapa praktek keberlanjutan atas produksi minyak sawit Sinar Mas dan dampaknya pada hutan tropis," kata Burger King dalam pernyataannya di Facebook, Kamis pakan lalu.
Sinar Mas kecewa atas keputusan Burger King tersebut. Melalui situsnya, Sinar Mas mengatakan akan terus memberikan pemahaman yang lebih baik kepada Burger King mengenai komitmen mereka terhadap penanaman berkelanjutan.
| KARTIKA CANDRA I BOBBY CHANDRA I MARIA