"Kamis nanti kedua Gubernur berencana menyampaikan paparan pengembangan kawasan ekonominya," kata Dedy Supriyadi Priyatna, Deputi Bidang Sarana dan Prasarana, Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional di Jakarta, Senin (14/6).
Ditemui seusai rapat di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Dedy mengatakan pada rapat yang berlangsung Senin (14/6) sore ini, tim membahas tanggapan yang akan diberikan terhadap konsep pengembangan kawasan ekonomi Jembatan Selat Sunda.
"Hari ini kami membahas tanggapannya, sedangkan besok (Selasa) Eselon II dari kementerian terkait akan kami kumpulkan di sekretariat tim teknis di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum untuk mendapat taklimat," ujarnya.
Ia mengungkapkan, pembangunan megaproyek ini menelan dana sekitar US$ 10-15 miliar atau sekitar Rp 136 triliun. "Dana itu termasuk biaya pengembangan kawasan perekonomian," katanya.
Sebelum pelaksanaan pembangunan pada 2014, terlebih dulu dilakukan studi kelayakan dan pembuatan desain dasar. "Untuk studi kelayakan dan pembuatan desain dasarnya saja menelan dana US$ 100-150 juta," tuturnya.
Jembatan Selat Sunda merupakan salah satu proyek besar pembuatan jembatan yang melintasi Selat Sunda sebagai penghubung antara Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera. Proyek ini dicetuskan pada 1960 dan kini menjadi bagian dari proyek Asian Highway Network.
Proyek pembangunan itu akan dipimpin oleh perusahaan PT Bangungraha Sejahtera Mulia. Menurut rencana panjang jembatan ini secara keseluruhan 31 kilometer dengan lebar 60 meter, masing-masing sisi mempunyai 3 lajur untuk kendaraan roda empat dan lajur ganda untuk kereta api.
FEBRIYAN