"Peningkatan itu menunjukkan penggabungan usaha sudah efektif dan berkontribusi pada naiknya volume penjualan," kata Presiden Direktur Bentoel Jeremy Pike di Jakarta, (4/6). Tahun lalu British American Tobacco mengakuisisi 85 persen saham PT Bentoel International Investama Tbk.
Larangan merokok dan pembatasan iklan rokok melalui televisi rupanya tidak berdampak besar bagi Bentoel. Hal ini dapat dilihat dari kenaikan laba bersih hingga dua kali lipat pada kuartal pertama 2010. Laba kuartal pertama mencapai Rp 36 miliar, sedangkan laba periode yang sama tahun lalu Rp 17 miliar.
Volume penjualan menjadi 5,5 miliar batang rokok, meningkat jika dibandingkan penjualan kuartal pertama 2009 sebesar 3,7 miliar batang. "Tahun ini kami akan meningkatkan produksi hingga 35 miliar batang," kata Kepala Finansial dan Akunting Christianto Tedjawijaja.
Untuk meningkatkan produksi, perseroan menganggarkan belanja modal Rp 300 miliar pada 2010. Dana tersebut akan dialokasikan hingga Rp 150 miliar untuk membeli mesin pabrik. Bentoel merencanakan pemindahan lokasi pabrik yang ada di Cirebon ke Surabaya dan Malang.
Produksi akan difokuskan pada rokok kretek dan rokok putih. Sebab, andalan Bentoel adalah rokok kreteknya. "Selain itu produk Palmall dan Dunhill akan diperkuat," kata dia.
FAMEGA SYAVIRA