TEMPO Interaktif, New York - Para bankir American International Group Inc memperkirakan bisnis utama perusahaan asuransi raksasa itu di Asia bernilai US$ 32-36 miliar pasca penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO). Demikian dikatakan orang yang dekat dengan perusahaan tersebut, Kamis (3/6).
Proyeksi itu dikirimkan pada 31 Mei kepada dewan direksi AIG yang berbasis di New York saat tawaran Prudential Plc's berkurang menjadi US$ 30,4 miliar atau sekitar Rp 280 triliun untuk membeli bisnis anak usaha AIG. Direksi AIG memutuskan menolak tawaran yang dilakukan Chief Executive Officer Prudential Tidjane Thiam setelah investor perusahaan berbasis di London ini menolak mentah-mentah harga awal US$ 35,5 juta atau Rp 327 triliun.
AIG, yang menjual aset untuk membayar dana talangan US$ 182,3 juta kepada pemerintah AS, meninjau kembali rencana untuk mengorbankan Hong Kong AIA Group Ltd setelah runtuhnya kesepakatan dengan Prudential. AIG sedang berkomunikasi dengan pembeli potensial yang memiliki saham minoritas di unit ini menjelang IPO, termasuk perusahaan keuangan Qatar, Temasek Holdings Pte Ltd, dan Standard Chartered Plc.
"Bisnis di Asia merupakan bisnis yang solid sehingga akan menarik bagi sebagian orang," kata Reena Aggarwal, profesor keuangan di Georgetown University di Washington, Amerika Serikat. "Pasar masih sedikit gembira dengan pertumbuhan di Asia, terutama untuk permintaan asuransi."
Perusahaan finansial terkemuka, Goldman Sachs Group Inc dan Citigroup Inc, mengatakan bisnisutama AIG di Asia bernilai US$ 32-34 juta. Morgan Stanley memperkirakan nilainya US$ 34-36 juta, kata sumber yang menolak diidentifikasi karena gambaran tersebut bersifat rahasia. AIA memiliki 23 juta nasabah di seluruh Asia dan mempunyai aset lebih dari US$ 60 miliar atau sekitar Rp 562 triliun.
BOBBY CHANDRA | BLOOMBERG