TEMPO Interaktif, Jakarta - Pengembang properti Agung Podomoro Group siap melanjutkan proyek pembangunan rumah susun sederhana milik atau rusunami. Syaratnya, pemerintah harus menyediakan lahan strategis yang menjamin pengembalian keuntungan pengembang.
Direktur Marketing Agung Podomoro Group Indra W. Antono mengatakan pengembang sebetulnya tidak kapok membangun rusunami. Tetapi rusunami hanya diminati pasar jika lokasinya berada di tengah kota atau dekat dengan pusat bisnis.
"Kalau kebijakan yang meminta BUMN menyerahkan tanah idle-nya, pembangunan rusunami bisa lebih mudah. Pemerintah tinggal memanggil pengembang untuk membangun," katanya di sela acara topping off apartemen Central Park di Jakarta, Minggu (2/1).
Pengembang kesulitan mendapatkan lokasi strategis di dekat pusat kota. Padahal konsumen tidak meminati rusunami yang terletak di pinggir kota. "Kalau lokasinya di Depok atau Cibubur ya mereka akan memilih membeli rumah," terangnya.
Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI) Teguh Satria memprediksi pada pertengahan tahun ini harga rusunami akan naik. "Pengembang saat ini sedang menghitung berapa kira-kira prosentase kenaikannya," terangnya.
Kenaikan harga rusunami dipicu oleh kenaikan harga besi dan baja sejak April lalu. Padahal sekitar 14 sampai 16 persen biaya pembangunan rusunami dihabiskan untuk kedua komponen ini.
Pihak kementerian perumahan rakyat sendiri sebenarnya telah meminta pengembang agar tidak menaikkan harga jual rusunami, meskipun permintaan kenaikan harga sudah diajukan sejak pertengahan tahun lalu.
Kartika Candra