TEMPO Interaktif, Makassar - Pengawasan sistem perbankan nantinya akan berorientasi pada resiko. Artinya, ada bermacam indikator yang menentukan kemampuan suatu bank menyerap resiko.
"Ada berbagai macam indikator (dalam mensegmentasikan resiko; red) yang paling menonjol adalah terkait dengan kapasitas dia menyerap resiko," ujar Direktur Penelitian dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia, Halim Alamsyah, setelah seminar nasional, hari ini.
Penilaian segmentasi resiko seringkali menghasilkan kesimpulan bank besar malah lemah. "Sebaliknya ternyata bank kecil lebih kuat," kata Halim.
Menurut dia, resiko perbankan tidak bisa melulu lihat ke belakang. Artinya, bisa saja ada bank besar dengan modal cukup dan variasi usahanya besar disebut kuat. "Tapi setelah dilakukan stress testing ternyata lemah."
Dengan pengawasan bank dengan cara ini, kata Halim, juga bisa memberi sinyal yang tepat bagi setiap individu bank. "Meskipun bank kecil tetapi resikonya tinggi, maka Bank Indonesia akan lebih memberikan atensi lebih besar. Namun sebaliknya jika bank besar namun resikonya tidak terlalu besar, Bank Indonesia menjadi tidak terlalu takut," ucapnya.
RENNY FITRIA SARI