Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia, Selasa (6/4), memutuskan untuk mempertahankan suku bunga itu berdasarkan hasil evaluasi atas kinerja perekonomian selama triwulan I-2010 dan prospek ekonomi ke depan. BI Rate pada tingkatan tersebut dinilai masih konsisten dengan pencapaian sasaran inflasi 2010 dan 2011 sebesar 5 persen, plus-minus 1 persen.
Seperti yang dilansir dalam laman resmi Bank Indonesia, Dewan Gubernur berpendapat, penguatan ekonomi domestik terus berlanjut didukung kinerja ekonomi global yang semakin kondusif. Perkembangan hingga triwulan I-2010 menunjukkan pemulihan ekonomi global, terutama di Amerika Serikat, Cina dan India, berlangsung lebih cepat dan lebih kuat dari perkiraan semula.
Adapun penyelesaian krisis utang Yunani sejauh ini direspons positif oleh pelaku ekonomi dan hanya berdampak terbatas di pasar finansial. Pemulihan ekonomi global yang disertai dengan perbaikan persepsi risiko telah mendorong optimisme yang semakin kuat di pasar finansial dan pasar komoditas yang tercermin dari indikator pasar modal, harga komoditas, dan volume perdagangan dunia yang meningkat lebih tinggi dari perkiraan semula.
Penguatan ekonomi domestik tercermin pada perkembangan sisi eksternal yang membaik, nilai tukar yang menguat, stabilitas harga yang terjaga, dan prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Perbaikan ekonomi global berdampak positif bagi kinerja sektor eksternal Indonesia selama triwulan I-2010 terutama tercermin pada surplus transaksi berjalan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang lebih tinggi dari perkiraan semula.
Perbaikan kinerja ekspor tidak hanya terjadi pada komoditas berbasis sumber daya alam, tetapi juga ekspor produk manufaktur. Sementara impor juga mencatat peningkatan sejalan dengan akselerasi permintaan domestik dan ekspor. Perkembangan yang positif ini juga sejalan dengan asesmen Bank Indonesia terhadap perkembangan ekonomi daerah yang menunjukkan bahwa ekspor produk perkebunan dan pertambangan mencatat kenaikan.
Di sisi transaksi modal dan finansial, NPI juga mencatat surplus sejalan dengan aliran modal yang masih terus masuk karena kondisi makroekonomi yang membaik, imbal hasil rupiah yang masih menarik serta risiko investasi yang menurun. Dengan perkembangan tersebut, cadangan devisa Indonesia sampai dengan akhir triwulan I-2010 mencapai US$ 71,8 miliar atau setara dengan 5,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
BOBBY CHANDRA