TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring mengatakan Kementerian Komunikasi dan Informatika tetap konsisten pembangunan menara Base Transifer Station (BTS) dilakukan oleh lokal. "Sampai sekarang kita belum kasih ke asing," kata Tifatul di Kantor Wakil Presiden, Kamis (11/3).
Dia mengungkapkan, pembangunan BTS ini bukan teknologi tinggi. Menurutnya, hanya bikin konstruksi sederhana dari besi beton di bawahnya juga bukan canggih sekali. "Ini bisa dikerjakan oleh orang Indonesia sendiri," katanya.
Apalagi, kata dia, sekitar 92 persen materi yang digunakan dalam pembangunan menara itu berasal dari luar negeri. "Untuk materi ICT (Information Comunication Technology) itu Rp 70 triliun sampai Rp 80 triliun, jadi keluar devisa kita per tahun seperti itu," katanya.
Jadi, "Kenapa enggak kita ambil untuk pengusaha lokal?" kata Tifatul.
Kementerian Komunikasi dan Informasi, kata dia, berencana bertemu dengan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal untuk membicarakan masalah investasi menara telekomunikasi tersebut. "Kita ingin diskusi dulu kita kumpulkan nanti termasuk dengan BKPM juga dengan pengusaha, apa betul pengusaha Indonesia tidak sanggup untuk membeli tawaran dari beberapa operator dalam negeri," katanya.
Seperti diberitakan, pemerintah tengah menggodog revisi Peraturan Pemerintah tentang Daftar Negatif Investasi. Peraturan tersebut mengatur pembatasan investasi asing di sektor-sektor tertentu. Boleh tidaknya asing membangun menara telekomunikasi disebut-sebut sebagai satu isu yang belum tuntas.
"Itu nanti dari kementerian kom info, kita mau diskusi dulu tapi sementara suasana banyak mengatakan itu jangan ke asing," ujar Tifatul.
EKO ARI WIBOWO