TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Forum Induk Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia, Suyanto meminta pemerintah membenahi tata niaga kedelai. Forum ini meminta agar impor kedelai ditangani Bulog. "Agar harga kedelai tidak fluktiatif," katanya usai beraudiensi dengan Wakil Presiden Boediono di kantor Wakil Presiden, Jumat (8/1).
Penasehat Forum ini, Aib Syarifuddin menambahkan, harga kedelai bisa mengalami kenaikan dua kali dalam sehari. "Kalau ada kenaikan harga di Chicago, kami tidak bisa apa-apa," ujarnya.
Jumlah kebutuhan kedelai per tahun, ia melanjutkan, mencapai 2,2 juta ton. Sedangkan produksi dalam negeri hanya 600 ribu ton per tahun. Dalam 10 tahun terakhir, impor kedelai sebanyak 1,6 juta ton per tahun dari Amerika dan Argentina. "Harga kedelai sangat ditentukan oleh importir dan harga kedelai di luar negeri," katanya. "Kami minta Bulog yang mengimpor agar ada kepastian harga."
Agar swasembada kedelai tercapai, Aib menyarankan kepada pemerintah untuk menyiapkan lahan tambahan 800 ribu hektare. Penggunaan lahan yang tidak produktif, kata dia, akan menampung 500 ribu tenaga kerja.
Anggota Forum Induk Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia, Sutaryo mengatakan perlu adanya langkah kongkret agar swasembada kedelai bisa tercapai pada 2014 seperti program pemerintah. Menurutnya, langkah pertama dengan memberikan insentif kepada petani. "Petani bisa fokus pada tanaman kedelai," katanya. Insentif ini, kata dia, juga akan menguatkan petani dari serangan pasar bebas awal tahun ini. "Petani lokal tidak kalah bersaing."
Kedua, pemerintah memanfaatkan lahan tidur dalam produksi tanaman kedeleai. "Sehingga produksi bisa meningkat," katanya. Dia juga meminta agar pemerintah bisa membuka pasar ekspor tahu dan tempe. "Sekarang masih di dalam negeri," katanya. Impor, kata dia, pernah dilakukan pada musim haji dikirim ke Arab Saudi.
Ditanya soal respons Wakil Presiden Boediono, Aib memaparkan wakil presiden akan segera melakukan koordinasi dengan departemen terkait. "Beliau akan koordinasi dengan menteri terkait untuk membantu pengrajin," katanya. "Respon beliau positif dan sangat konsen." Bahkan, kata dia, pemerintah akan mengusahakan penggunaan lahan tidur itu.
EKO ARI WIBOWO