Ia mengakui tahun ini laba perusahaan meleset dari target. Realisasi perolehan laba hanya mencapai sekitar Rp 40 miliar dari target Rp 70 miliar. Hal itu disebabkan krisis ekonomi global yang berdampak signifikan terhadap maskapai penerbangan asing. Mereka memilih untuk mengandangkan pesawat ketimbang mengoperasikannya. Akibatnya, jadwal pemeliharaan pun tertunda. "Laba kami memang tidak seperti yang diharapkan," ujarnya.
Sedangkan pendapatan pada tahun depan ditargetkan mencapai Rp 2 triliun. Tahun ini realisasi pendapatan perusahaan sebesar Rp 1,6 triliun. Dia menambahkan perusahaan menganggarkan belanja modal sebesar Rp 400 miliar pada tahun depan.
DESY PAKPAHAN