Pasalnya, Indonesia tidak memiliki blanket guarantee yang menjamin dana nasabah. Penjaminan dibatasi Rp 2 miliar. Berbeda dengan negara-negara tetangga yang menjamin hingga 100 persen. Kejatuhan perbankan merupakan mimpi buruk perekonomian.
"Sembilan puluh persen transaksi ekonomi dunia terjadi di perbankan," katanya dalam diskusi Analasis Bank Century di Hotel Aryaduta, Jakarta, Kamis (10/12). Dia menilai langkah pemerintah penggulirkan talangan Rp 6,7 triliun tepat.
Aksi demonstrasi yang marak belakangan ini dinilainya hanya menguntungkan elit politik dan merugikan masyarakat. Ketidakstabilan politik memicu hengkangnya investasi asing. Investasi turun bisa mengakibatkan pemutusan hubungan kerja.
Dia menilai kebanyakan pihak yang kontra pengguliran dana talangan tidak mengerti pokok masalah. Hal itu terlihat dari berkembangnya wacana perampokan uang rakyat untuk Century. "Perlu tempatkan institusi pada perannya," ujar ekonomo Institute for Development Economy and Finance (Indef) itu.
Lembaga Penjamin Simpanan yang mengeluarkan dana talangan merupakan lembaga yang pemangku kepentingannya adalah bank. "Mereka sebagai nasabah yang bayar premi," katanya. Premi yang terkumpul digulirkan untuk bantuan bagi bank yang bermasalah untuk menyelamatkan ekonomi, layaknya asuransi.
Dia mendukung upaya Dewan Perwakilan Rakyat dalam mengungkap aliran dana Bank Century. "Tapi bukan pada keputusannya," kata Aviliani. Pasalnya tidak ada yang salah pada proses pengambilan keputusan penalangan Bank Century.
Aviliani menyayangkan panitia khusus Bank Century yang hanya berbekal audit Badan Pemeriksa Keuangan. Menurut dia, hasil pemeriksaan tersebut hanya didasarkan perhitungan angka. "Tidak ada unsur situasi (krisis) saat itu," ujarnya.
Kisruh ini bisa mempengaruhi investasi. Aviliani mengatakan Indonesia harusnya memanfaatkan 2010 sebagai masa mempercepat pertumbuhan ekonomi. Sebab diperkirakan pada 2011 negara lain mulai keluar dari krisis dan sulit bagi Indonesia bersaing jika tidak memacu ekonominya lebih dahulu.
"PAda 2010 harusnya jadi era ekspansi perbankan," kata Komisaris Bank Rakyat Indonesia itu. Hal itu terlihat dari obligasi bank Indonesia yang sangat diminati investor dalam dan luar negeri. "Tapi itu sulit terjadi jika kasus ini bergulir terus," ujar Aviliani.
REZA MAULANA