Dia menjelaskan, saat ini pada kenyataannya pihak swasta banyak yang memiliki pembangkit listrik sendiri dengan bahan bakar relatif murah. Misalnya, air, batu bara, atau cangkang kelapa sawit. "Atas kelebihan ini PLN akan membeli," katanya. Pembelian ini, lanjut Fahmi, dengan harga tetap dan angka tertentu. "Tidak perlu negosiasi agar mudah deal dengan PLN," ujarnya.
Kesepakatan pembelian itu dilakukan dengan tiga perusahaan yaitu Cikarang Listrindo sebesar 150 megawatt, Bekasi Power 39 megawatt, dan Inalum 90 megawatt. "Keputusan Menteri sudah keluar, (pembelian) itu tadi sudah deal," katanya. Bukan hanya perusahaan itu saja, namun banyak perusahaan lain yang sedang diinventarisasi, termasuk pula perusahaan yang agresif menawarkan listriknya. Setidaknya ada pembelian 25o megawatt selain dari tiga perusahaan tadi.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin mengatakan, program pembangkit tahap pertama sudah siap di dua lokasi, yaitu Labuhan, Banten, dan Rembang, Jawa Tengah; dengan total 915 megawatt. "Tapi kita akan terus lakukan secara bertahap," katanya.
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, pemerintah akan mendorong pihak swasta dalam pembangunan pembangkit 10 ribu megawatt tahap II. "Terutama untuk pembangkit listrik panas bumi," katanya. Sedangkan kendala PLN dalam pembiayaan dan permodalan masih dibahas.
"Apakah dengan kenaikan tarif daya listrik atau sebagainya, ini yang belum diputuskan," katanya. Darwin menjelaskan, pembiayaan akan dilakukan lewat restrukturisasi utang PLN atau melakukan penyertaan pemerintah. "Belum sampai pada kesimpulan, tapi akan kita selesaikan dalam 100 hari," ucapnya.
EKO ARI WIBOWO